Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Sakit Tenggorokan

[Artikel 28#, kategori kesehatan] Saya sangat khawatir bila ini jadi corona. Tubuh mulai lemes, kepala pusing dan sedikit demam. Meski lolos scan saat berkunjung ke hotel Chanti, saya tak pernah berpikir jika penyakit yang saya derita hanyalah sakit tenggorokan. Ditambah makan besar di hotel, dan benar saja itu semakin membuat parah.

Tubuh saya ngedrop, tapi masih dipaksakan futsal. Saya pikir itu tidak apa-apa, toh sakit begini hanya perlu minum obat dan beristirahat.

Setelah beberapa hari, penyakit utamanya mulai muncul. Dinding rongga mulut terasa sakit, oh saya panas dalam pikir saya. Beli minuman yang biasanya untuk meredakan.

Beberapa hari kemudian, sakit di rongga mulut semakin melebar dan bertambah besar. Saat saya browsing, ternyata sakit kepala hingga demam termasuk akibat dari sakit tenggorokan yang berpengaruh.

Sedikit lega karena bukan corona. Namun saya semakin sulit makan karena sakit saat mengunyah. Makanannya juga tidak boleh banyak dan harus sedikit lembut.

Saya tidak menyangka penyakit radang tenggorokan ini efeknya besar bagi tubuh. Rasanya semua penyakit sama saja ketika mulai menyerang tubuh, membuat sulit bergerak atau berkonsentrasi.

Dampak lainnya adalah terpaksa saya tidak meminum kopi sejenak. Padahal kopi sangat penting untuk menaikkan konsentrasi.

Semua obat dicoba, termasuk obat kumur Betadin. Untunglah ada sisa kertas di dompet yang bisa digunakan. Mau tidak mau, meski harganya tidak murah, saya tetap membelinya.

Minuman penyegar seperti Adem Sari juga tidak berpengaruh kali ini. Yang kaget adalah meminum yang ada bahan jahenya ternyata lebih melegakan. Saya sudah browsing mendapatkan informasi ini.

Gambar hanya ilustrasi.

...

Tubuh bagian atas, maksudnya kepala, beberapa hari terakhir sangat bekerja keras untuk menahan. Obat-obat penahan nyeri seperti Asam Mefenamat sedikit membantu meski luka di tenggorokan semakin besar.

Dua bungkus kotak vitamin C yang sedang didiskon pun saya ambil untuk membuat tubuh saya tetap fit. Ah..semua kacau jadinya. Saya tidak ingin sakit kali ini. Entahlah, padahal saya terus menjaganya. 

Awal bulan April, saya sangat menderita.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh