Catatan

Pria (Tidak) Percaya Diri

Gambar
Sesulit itukah menjadi pria yang memasuki kepala 40 yang sebentar lagi? Meski masih ada beberapa tahun tersisa, bukankah masih ada harapan? Ayolah, bisa bisa. Yuk, mari mulai kisah baru lagi. Apa kabarmu hari ini? Semoga baik-baik saja. Terkadang ingin mengatakannya seperti itu karena fisik memang baik-baik saja. Namun, sisi mental ternyata tidak baik-baik saja. Banyak persoalan yang dulunya dianggap sepele, sekarang terasa berat jika dipikirkan. Tidak percaya diri Tak banyak hal yang bisa saya ceritakan di-usia 36 tahun . Apakah tidak mengasyikkan atau hanya kedatangan penyakit malas untuk menulis? Rasa percaya diri saya seperti menghilang. Terutama soal hubungan dan pertemanan. Ketika orang terdekat saja bisa menyakiti, bagaimana dengan dua hal tersebut (hubungan dan pertemanan). Di usia 36 tahun, saya tertampar oleh kenyataan yang saya pikir sudah berjalan semestinya. Benteng terakhir saya, keluarga , sangat tidak masuk akal. Jika mereka saja bisa berbuat begitu, lantas apa yang mau

Sakit Tenggorokan

[Artikel 28#, kategori kesehatan] Saya sangat khawatir bila ini jadi corona. Tubuh mulai lemes, kepala pusing dan sedikit demam. Meski lolos scan saat berkunjung ke hotel Chanti, saya tak pernah berpikir jika penyakit yang saya derita hanyalah sakit tenggorokan. Ditambah makan besar di hotel, dan benar saja itu semakin membuat parah.

Tubuh saya ngedrop, tapi masih dipaksakan futsal. Saya pikir itu tidak apa-apa, toh sakit begini hanya perlu minum obat dan beristirahat.

Setelah beberapa hari, penyakit utamanya mulai muncul. Dinding rongga mulut terasa sakit, oh saya panas dalam pikir saya. Beli minuman yang biasanya untuk meredakan.

Beberapa hari kemudian, sakit di rongga mulut semakin melebar dan bertambah besar. Saat saya browsing, ternyata sakit kepala hingga demam termasuk akibat dari sakit tenggorokan yang berpengaruh.

Sedikit lega karena bukan corona. Namun saya semakin sulit makan karena sakit saat mengunyah. Makanannya juga tidak boleh banyak dan harus sedikit lembut.

Saya tidak menyangka penyakit radang tenggorokan ini efeknya besar bagi tubuh. Rasanya semua penyakit sama saja ketika mulai menyerang tubuh, membuat sulit bergerak atau berkonsentrasi.

Dampak lainnya adalah terpaksa saya tidak meminum kopi sejenak. Padahal kopi sangat penting untuk menaikkan konsentrasi.

Semua obat dicoba, termasuk obat kumur Betadin. Untunglah ada sisa kertas di dompet yang bisa digunakan. Mau tidak mau, meski harganya tidak murah, saya tetap membelinya.

Minuman penyegar seperti Adem Sari juga tidak berpengaruh kali ini. Yang kaget adalah meminum yang ada bahan jahenya ternyata lebih melegakan. Saya sudah browsing mendapatkan informasi ini.

Gambar hanya ilustrasi.

...

Tubuh bagian atas, maksudnya kepala, beberapa hari terakhir sangat bekerja keras untuk menahan. Obat-obat penahan nyeri seperti Asam Mefenamat sedikit membantu meski luka di tenggorokan semakin besar.

Dua bungkus kotak vitamin C yang sedang didiskon pun saya ambil untuk membuat tubuh saya tetap fit. Ah..semua kacau jadinya. Saya tidak ingin sakit kali ini. Entahlah, padahal saya terus menjaganya. 

Awal bulan April, saya sangat menderita.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Crowned Clown, Drama Korea Kerajaan yang Bercerita Raja yang Bertukar Karena Wajah Kembar

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

Halo, Mei 2024