Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Halo April 2021

[Artikel 88#, kategori catatan] Badan saya mendadak tidak fit. Kepala pusing, dan tubuh yang lelahnya tidak biasa. Saya berharap bulan April tahun ini banyak diberi kesehatan. Bersyukur banyak kegiatan yang datang dan wajar bila tubuh sudah sulit menopang.

Halo April 2021 yang jatuh pada hari Kamis. Kota Semarang sangat cerah awal bulan. Dan dompet saya pun lebih baik dari bulan April tahun lalu. Mungkin doamu dan kalian semua membantu saya hari ini.

Menjilat ludah sendiri

Saya tidak menolak ketika akhir bulan Maret ini, diundang untuk hadir di acara pembukaan ballroom. Esok harinya, undangan hotel kembali hadir dengan acara launching menu buka puasa yang jatuh bulan Maret. 

Saya kembali membuka catatan saya tahun 2019 tentang bagaimana saya tidak akan membawa konten tentang hotel. Nyatanya, saya malah terus membawa. Bahkan tanpa mendapatkan sepeser pun untuk membeli kuota.

Saya seperti menjilat ludah sendiri. Dan itu dilakukan sejak tahun 2020. Entahlah, kenapa saya menerima hal tersebut. Setidaknya ketika mereka benar-benar mengundang, saya akan datang. Saya melupakan apa yang saya ucapkan.

Kelelahan

Nasi sudah jadi bubur, saya hanya menghargai mereka yang mengundang saja. Urusan feedback adalah belakangan. Toh, tidak ada ruginya datang meski yang kelihatan bloger bisa dihitung dengan jari.

Awal bulan, tubuh saya benar-benar menderita. Semenjak bermain futsal nambah hari, yakni hari Selasa, saya tidak menyangka itu mempengaruhi. 

Saya juga tidak ingin tubuh ini sakit, kasian dia yang memikirkan. Tapi benar, dua acara hotel dan dua bermain futsal dalam 2 hari benar-benar menguras fisik saya yang sudah tua.

Hari ini saya mengakui betapa rapuhnya tubuh ini. Saya seolah lupa tahun ini sudah menginjak kepala 35 tahun. Apakah itu jadi faktor utamanya?

...

Ini bukan lagi soal keuangan dalam catatan bulanan ini. Tapi tentang banyaknya aktivitas yang datang bersamaan. Saya harap bulan April 2021 selalu diberi kesehatan dan keselamatan.

Terima kasih kamu yang sudah mampir hari ini.

Artikel terkait :


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya