Catatan

Pria (Tidak) Percaya Diri

Gambar
Sesulit itukah menjadi pria yang memasuki kepala 40 yang sebentar lagi? Meski masih ada beberapa tahun tersisa, bukankah masih ada harapan? Ayolah, bisa bisa. Yuk, mari mulai kisah baru lagi. Apa kabarmu hari ini? Semoga baik-baik saja. Terkadang ingin mengatakannya seperti itu karena fisik memang baik-baik saja. Namun, sisi mental ternyata tidak baik-baik saja. Banyak persoalan yang dulunya dianggap sepele, sekarang terasa berat jika dipikirkan. Tidak percaya diri Tak banyak hal yang bisa saya ceritakan di-usia 36 tahun . Apakah tidak mengasyikkan atau hanya kedatangan penyakit malas untuk menulis? Rasa percaya diri saya seperti menghilang. Terutama soal hubungan dan pertemanan. Ketika orang terdekat saja bisa menyakiti, bagaimana dengan dua hal tersebut (hubungan dan pertemanan). Di usia 36 tahun, saya tertampar oleh kenyataan yang saya pikir sudah berjalan semestinya. Benteng terakhir saya, keluarga , sangat tidak masuk akal. Jika mereka saja bisa berbuat begitu, lantas apa yang mau

Ikhlas Melepaskan

[Artikel 61#, kategori Cinta] Pada akhirnya semua yang dilakukan dengan maksimal hilang hanya karena berusaha mempertahankan. Memang caranya yang salah, begitu tidak dewasanya saya menghadapi masalah hubungan soal asmara. Pria 35 tahun yang menuntut cinta sempurna.

Saya terus memutar ulang video percakapan Zainuddin. Titik dimana ia berkata wanita selalu mengingat kesalahan sekecil apapun yang tertuju padanya, tapi lupa dengan kekejamannya yang dilakukan. Saya berusaha membenarkan diri dengan ucapan tersebut.

Terlalu mencintai

Saya tahu, agama jadi halangan terbesar yang memisahkan kita. Toh, menyerah sejak dini adalah kunci jawabannya. Namun diantara kata putus yang kesekian kali, anehnya saya tetap bertahan. Melupakan masalah utama hubungan karena terlalu mencintai.

Suatu ketika, saya memergokinya dengan pria lain. Satu sisi saya disakiti karena ia menutupi, satu sisi saya tidak ingin kehilangan dia dengan tetap sabar ketika maaf adalah solusinya.

Mungkin dari sini saya benar-benar pria bodoh. Memanjakan dia yang berakibat perasaan berlebih yang hanya menjadikan kesakitan saat rasa sudah tidak tertampung karena kepenuhan.

Ikhlas

Pria mana tidak sakit hati dan merasa penasaran kalau wanita kesayangannya selalu berucap mesra sayang dengan pria lain. Setiap ditanya, ia lebih keras dan seolah yang saya lakukan sia-sia.

Dan puncaknya ketika rasa penasaran membuncah, ia berani mengambil sikap tegas. Ia akan benar-benar jadian dengan pria yang selalu saya curigai. Ia lebih marah ketika saya marah, ia lebih keras ketika saya kesel.

Karena terlalu mencintai, saya mengancam dengan kata-kata yang tidak pantas hanya untuk mempertahankan agar saya tidak terbuang.

Pada akhirnya saya meminta maaf dengan tulus bahwa saya sangat ikhlas melepaskannya. Sumpah yang keluar dari mulut saya hanyalah gertakan agar saya bisa terus bersamanya. Itu bukanlah sebenarnya dari semua ucapan yang saya lontarkan.

Selamat sudah jadian dengan pria tersebut. Saya ingin kamu bahagia dan tidak lagi menyia-nyiakan pasanganmu.

Saya ikhlas, sekali lagi. Dan minta maaf sebesar-besarnya atas ucapan yang keluar siang tadi. Saya khilaf. Dan tidak ada niat jahat sama sekali dengan ucapan tersebut. Itu hanya ungkapan yang keluar demi mempertahankan hubungan kita saja.

Maaf selalu membuatmu sedih, padahal aku selalu berusaha ingin kamu lebih kuat. 

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Crowned Clown, Drama Korea Kerajaan yang Bercerita Raja yang Bertukar Karena Wajah Kembar

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

Halo, Mei 2024