Catatan

Pria (Tidak) Percaya Diri

Gambar
Sesulit itukah menjadi pria yang memasuki kepala 40 yang sebentar lagi? Meski masih ada beberapa tahun tersisa, bukankah masih ada harapan? Ayolah, bisa bisa. Yuk, mari mulai kisah baru lagi. Apa kabarmu hari ini? Semoga baik-baik saja. Terkadang ingin mengatakannya seperti itu karena fisik memang baik-baik saja. Namun, sisi mental ternyata tidak baik-baik saja. Banyak persoalan yang dulunya dianggap sepele, sekarang terasa berat jika dipikirkan. Tidak percaya diri Tak banyak hal yang bisa saya ceritakan di-usia 36 tahun . Apakah tidak mengasyikkan atau hanya kedatangan penyakit malas untuk menulis? Rasa percaya diri saya seperti menghilang. Terutama soal hubungan dan pertemanan. Ketika orang terdekat saja bisa menyakiti, bagaimana dengan dua hal tersebut (hubungan dan pertemanan). Di usia 36 tahun, saya tertampar oleh kenyataan yang saya pikir sudah berjalan semestinya. Benteng terakhir saya, keluarga , sangat tidak masuk akal. Jika mereka saja bisa berbuat begitu, lantas apa yang mau

Tidak Bisa Berubah

[Artikel 57#, kategori Cinta] Rasanya apa yang dilakukan, semua hal yang diceritakan dan betapa mewahnya diperlakukan, semua itu tidak berarti apa-apa kepadanya. Sifatnya yang selalu berubah-ubah dan banyaknya kebohongan yang sudah-sudah adalah dirinya yang seperti itu adanya. Simpan saja rasa khawatir itu dan biarlah berlalu.

Pagi ini saya belum melihat pesannya yang sudah pulang ke rumah. Dan benar tebakan saya, ia sedang nongkrong. Lingkungannya menjadi pelengkap atas alasan-alasan apa yang ia pikirkan tentang makna kesepian.

Sedangkan diri saya, bertarung dengan pikiran negatif. Apa yang ia lakukan? Bersama siapa di sana? Ingat, temannya banyak yang berlawan jenis. 

Apa dosa saya hingga harus memikirkan seseorang yang tak ada hubungan atau ikatan?

Tubuh saya masih lelah. Gerimis pun juga menemani dan berkata, sudahlah. Buat apa repot-repot memikirkannya ketika ia begitu baik-baik saja di dunianya dan happy-happy di sana.

Ingat, pernah ada seseorang yang juga tidak bisa berubah saat muda higga menginjak kepala tiga. Sekarang, ia bahagia. Tak terjadi apa-apa dan saya? Hanya tertinggal sebagai manusia yang mengurusin orang-orang seperti dia.

Saya berpikir sejenak. Menatap tulisan ini dan meneguk segelas kopi yang ada di samping. Cuekin saja dia. Biarkan dia, lepaskan saja dia. 

Jangan sampai, terjadi pengulangan-pengulangan yang terjadi dalam hidup saya. Kamu (berbicara pada diri sendiri) bukan dewa, atau Tuhan. Bukan orang tuanya dan juga bukan kekasih atau keluarganya. 

Mereka saja tidak pusing, lalu kenapa kamu yang malah jadi gila memikirkannya.

*Menghela nafas 

Kenapa ini terjadi pada saya.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Crowned Clown, Drama Korea Kerajaan yang Bercerita Raja yang Bertukar Karena Wajah Kembar

Piala Usia U-23: Timnas Untuk Pertama Kalinya Kalahkan Korea Selatan