Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Merayakan 9 Bulan

[Artikel 52#, kategori Cinta] Hampir 3 Minggu sebelum perayaan 9 bulan saya memikirkan rencana yang akan saya lakukan dengan perayaan hubungan kami yang telah putus. 

Satu kisah yang akan saya bawa sebenarnya sebelum akhirnya gagal karena ia datang sebelum waktunya.

Minggu malam (22/11), saya berencana datang ke angkringan dekat tempat tinggalnya. Tidak masalah harus jam 11 malam keluar rumah. Itu artinya saya harus tidur lebih awal lagi dari biasanya.

Angkringan di sana adalah sejarah kami merayakan 8 bulan. Cerita yang tak mungkin saya lupakan karna dibalik 8 bulan, saya saat itu juga sedang galau karenanya. Itu jadi kejutan besar kami tetap merayakan.

Kenyataannya

Rencana itu gagal. Uang yang saya simpan untuk merayakan 9 bulan saya habiskan saat ia datang sebelum tanggal perayaan. Dan itu pun berharap, ia kembali seperti semula. 

Namun anehnya, pagi harinya saya malah ke tempatnya hanya untuk mengambil sepatu. Ini kembali dejavu bahwa beberapa kali saya datang setiap pagi sambil membawa makanan.

Saya tidak menyangka cerita perayaan saya ternyata tetap berlanjut meski hanya satu pihak. Ya, pagi itu saja. Saya bersepeda ke tempatnya dan itu pun tidak dapat bertemu dengannya yang katanya saat saya hubungi sedang tidur.

9 bulan

Andai saja saya tidak dipaksa menyerah dan diajak putus baik-baik, mungkin kami bisa merayakan hubungan tersebut. Entah kenapa, cinta kami harus berakhir saat belum berjuang sama sekali.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya