Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s...

Bertamu ke Pesonna Hotel Semarang

[Artikel 97#, kategori aktivitas] Perjuangan untuk terhubung ke pihak hotel beberapa tahun lalu, berbuah manis. Padahal siapa saya saat itu yang hanya hobi menulis blog. Terkenal nggak, berpengaruh juga nggak. Tapi semua terbayar ketika perlahan-lahan bisa berkegiatan hingga diundang. Namun, semua itu hanya sesaat setelah sang aktornya pindah tempat kerja.

Aktor ? Tapi bisa juga perempuan, sebut saja pemain. 

Pemain yang saya maksud ini adalah pemasar atau bagian marketing yang menghubungkan dengan media dulunya, dan seiring waktu menghubungkan juga dengan bloger hingga pengguna media sosial (Selebgram, YouTuber dan lainnya).

Ternyata ada

Ketika mendapatkan pesan tentang seseorang yang pindah tempat kerja, saya senang mendengarnya. Tapi belum bisa mengucapkan selamat. Pikir saya nanti saat datang ke tempat kerja baru. Apalagi seseorang tersebut malah mengajak saya untuk mampir.

Beberapa tahun terakhir saya bertemu dengan banyak pemasar hotel. Mereka tentu orang baik, karena setiap pertemuan dengan mereka, selalu ada bagian pemasarannya.

Sayangnya, ketika semua sudah dicurahkan dengan alasan apresiasi karena mengajak kami (para pemilik blog), mereka kemudian pindah kerja. Dan setelah itu, hubungan baik dengan hotel juga kandas. 

Diantara sekian orang yang saya temui, ada seseorang yang ternyata umurnya masih di bawah saya. Tidak banyak pemasar dari genre laki-laki, dan akhirnya saya bertemu dengannya awal bulan November.

Selain ingin mengucapkan selamat dengan tempat barunya, juga memenuhi ajakannya yang saya anggap tulus. Ya, dia tetap ingin terhubung dengan dotsemarang. Entah apa rencananya di masa depan, saya akan membantunya bila saya mampu.

Saya tahu kapasitas saya tidak terlalu berpengaruh di Kota Semarang. Namun ajakannya untuk main ke tempat kerjanya adalah hubungan baik yang perlu diapresiasi.

Tak ada pembicaraan tentang pekerjaan, apakah kami akan bekerja sama atau saling menarik umpan agar sama-sama menguntungkan. Tidak ada.

Kami bicara layaknya sebuah rekan dan sekaligus teman tentang apa yang terjadi hari ini. Saya tahu hotel sangat terdampak semenjak koronavirus, termasuk saya sebagai pemilik blog.

Tanpa sadar pembicaraan kami cukup panjang dan saya selesai dengan hari ini. Saya tidak ingin membuang waktu dan berhenti membuat konten.

Kedua kalinya dalam setahun

Saya baru ingat, ternyata ada juga yang pindah tahun ini ke tempat baru. Bukan hanya menghubungi, tapi memberi kerja sama yang menarik. Bila di Pesonna ada pemasar pria, maka di Radja Hotel ada si Mbak yang suka bersepeda. 

Terima kasih untuk apresiasinya kepada saya yang hanya pemilik blog biasa. 
Semoga sukses dengan tempat baru.

*Hari ini, Senin siang (2/11), saya tidak bersepeda. Saya ingin menghargai waktu saja.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

Perjalanan Pulang Pergi ke Hotel The Wujil Resort & Conventions

Review Film Tum Bin 2 (2016)