Catatan

Pria (Tidak) Percaya Diri

Gambar
Sesulit itukah menjadi pria yang memasuki kepala 40 yang sebentar lagi? Meski masih ada beberapa tahun tersisa, bukankah masih ada harapan? Ayolah, bisa bisa. Yuk, mari mulai kisah baru lagi. Apa kabarmu hari ini? Semoga baik-baik saja. Terkadang ingin mengatakannya seperti itu karena fisik memang baik-baik saja. Namun, sisi mental ternyata tidak baik-baik saja. Banyak persoalan yang dulunya dianggap sepele, sekarang terasa berat jika dipikirkan. Tidak percaya diri Tak banyak hal yang bisa saya ceritakan di-usia 36 tahun . Apakah tidak mengasyikkan atau hanya kedatangan penyakit malas untuk menulis? Rasa percaya diri saya seperti menghilang. Terutama soal hubungan dan pertemanan. Ketika orang terdekat saja bisa menyakiti, bagaimana dengan dua hal tersebut (hubungan dan pertemanan). Di usia 36 tahun, saya tertampar oleh kenyataan yang saya pikir sudah berjalan semestinya. Benteng terakhir saya, keluarga , sangat tidak masuk akal. Jika mereka saja bisa berbuat begitu, lantas apa yang mau

Rumah yang Terasa Mengerikan

[Artikel 1#, kategori healing] Saya telah berusaha. Bahkan menuliskan kesedihan saya sebagai proses kesehatan mental yang biasa dilakukan saat merasa sedih, depresi maupun mengingat seseorang. Nyatanya, ini lebih parah dari koronavirus. Rumah penuh dengan kenangan dirinya. Saya berharap dia datang dan membantu saya hari ini.

Setiap sudut, kamar, kamar mandi, dapur dan bahkan halaman belakang, adalah tentang dia. Salah saya sebenarnya yang satu tahun selalu minta ditemanin. Dan akhirnya kala ada teman, sekarang kembali sendirian, yang diingat hanya dia.

Perasaan saya melow, ada banyak kekhawatiran. Beruntungnya, manajamen pekerjaan saya tidak terganggu. Dan semoga tidak bila trauma ini tidak lekas pergi. 

Saya merasa kejadian ini mengulang terus kejadian dari masa lalu. Entah dosa apa di kehidupan sebelumnya, apakah mereka tidak sedih dari akibat meninggalkan seseorang yang pernah berharga kehidupan sebelumnya.

Tidak mudah menjadi orang yang ditinggalkan ketika semua kenangan dilalui bersama-sama. Tulisan ini mendadak saya tulis karena perasaan mendadak galau lagi. Saya harap ini bisa mengatasi perasaan saya.

Traumatic life events engulf us in chaos and uncertainty. Often, as a coping mechanism, we shut out the world and withdraw within ourselves. By psyche.co.

*Gambar hanya ilustrasi

Artikel terkait :


Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Crowned Clown, Drama Korea Kerajaan yang Bercerita Raja yang Bertukar Karena Wajah Kembar

Jab Harry Met Sejal, Film India Tentang Pria yang Berprofesi Sebagai Pemandu Wisata

Halo, Mei 2024