Catatan

Pria (Tidak) Percaya Diri

Gambar
Sesulit itukah menjadi pria yang memasuki kepala 40 yang sebentar lagi? Meski masih ada beberapa tahun tersisa, bukankah masih ada harapan? Ayolah, bisa bisa. Yuk, mari mulai kisah baru lagi. Apa kabarmu hari ini? Semoga baik-baik saja. Terkadang ingin mengatakannya seperti itu karena fisik memang baik-baik saja. Namun, sisi mental ternyata tidak baik-baik saja. Banyak persoalan yang dulunya dianggap sepele, sekarang terasa berat jika dipikirkan. Tidak percaya diri Tak banyak hal yang bisa saya ceritakan di-usia 36 tahun . Apakah tidak mengasyikkan atau hanya kedatangan penyakit malas untuk menulis? Rasa percaya diri saya seperti menghilang. Terutama soal hubungan dan pertemanan. Ketika orang terdekat saja bisa menyakiti, bagaimana dengan dua hal tersebut (hubungan dan pertemanan). Di usia 36 tahun, saya tertampar oleh kenyataan yang saya pikir sudah berjalan semestinya. Benteng terakhir saya, keluarga , sangat tidak masuk akal. Jika mereka saja bisa berbuat begitu, lantas apa yang mau

Putus Baik-baik

[Artikel 52#, kategori Cinta] Sembilan kali ia mengatakan 'Putus baik-baik seperti yang kamu minta' di depan wajah saya. Matanya tidak bisa membohongi, apalagi tubuhnya yang begitu membuncah saat akhirnya kami kembali bertemu. Saya ingin sekali menghormati keputusannya. Benar-benar tidak dapat mengubah, seolah pasrah pada garis takdir yang ia buat sendiri.

Minggu ketiga setelah kami putus. Selang sehari akhirnya ia datang dengan kabar mendadak bahwa ia akan mengunjungi saya. Tentu itu adalah kabar yang saya tunggu-tunggu semenjak putus awal bulan. 

Ia datang dengan banyak barang yang ia bawa saat kami sedang pacaran. Saya tidak peduli dengan barang-barang yang ia kembalikan. Yang saya pedulikan adalah pertemuan kami. Ada rindu yang membuat saya meneteskan air mata saat menulis ini. 

Begitu kejam pada diri sendiri

Seharusnya saya merasa bahagia ketika ia datang. Namun perlahan setelah ia duduk di depan saya, wajahnya sangat pucat dan tubuhnya lebih kurus dari biasanya. Apakah ia benar-benar bekerja keras dan berusaha melupakan tentang hubungan kami?

Semenjak ia bekerja, seolah ia menderita. Orang-orang memang selalu melihatnya begitu kuat, tapi saya tahu bahwa ia sedang menjadi kejam pada dirinya sendiri.

Ingin menemaninya

Setidaknya, biarkan saya menjadi orang yang dipercaya. Kata saya berusaha ingin menemaninya meski tidak menjadi kekasih. Saya akan menanggalkan harga diri saya demi dia. 

Saya hanya perlu bertahan meski perasaan sudah tidak karuan. Namun ia terus menolak dan ketika langkahnya keluar dari pintu rumah, kehangatan sebagai wanita yang mencintai, selalu berubah menjadi wanita yang dingin.

Mengapa warga gemini, selalu punya dua kepribadian? Terlihat tergar dari luar, tapi sebenarnya rapuh di dalam. Terlihat tangguh seolah dunia menyayanginya, padahal ia kesepian.

...

Saya berbicara panjang lebar dengannya meski ia seolah tak mendengar. Momen tertentu, terdengar isak tangis yang memilukan. Ia menutupinya. Semakin saya merasa bersalah bahwa ia terus menerus bersikap kejam pada dirinya sendiri.

Saya tahu bahwa jalan kami tidak akan pernah bisa mulus. Masalah agama adalah yang utama dan itulah yang dirasakan tak mungkin bisa kami bersama.

Mungkin ia benar hari ini, cinta kami sia-sia belaka saja bila terus dipertahankan. Putus baik-baik adalah caranya membuat saya tidak memikirkannya. Seperti udah ketebak, setelah ia pergi, ia kembali menjadi orang yang berbeda. Maafkan aku, sayang. Karena ku, kamu melakukan sesuatu yang tidak kamu sukai.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Crowned Clown, Drama Korea Kerajaan yang Bercerita Raja yang Bertukar Karena Wajah Kembar

Jab Harry Met Sejal, Film India Tentang Pria yang Berprofesi Sebagai Pemandu Wisata

Halo, Mei 2024