Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s...

Tantangan Bulan November, Putus yang Ke-9 Kali

[Artikel 58#, kategori Pria Seksi] Meski kata 'putus' tidak asing ditelinga, karena sudah kedelapan, dan ini jadi kesembilan, saya langsung terdiam. Pergi meninggalkan percakapan. Ditambah suasananya awal bulan, bukan sedih yang saya rasakan. Tapi amarah. Ia seolah mencari perahu sendiri agar selamat. Meninggalkan saya di pulau dengan kesepian.

Saya terbangun dari kesunyiaan malam. Menatap layar, apakah dia sudah pulang. Setelah terhubung beberapa saat, rasa khawatir pun hilang. Tunggu sebentar katanya yang ingin mencuci muka setelah pulang. Tanpa sadar, pesan berikutnya yang belum terbaca adalah kata putus.

Sontak saja, saya yang masih seger dan beranjak pindah meja kerja, mendadak lemas. Tidak ada perlawanan, hanya tatapan kosong. Udara mendadak dingin yang biasanya jam 2 pagi terasa panas.

Saya benar-benar tanpa persiapan, dan langsung diputus.

Tidak ada kesepatakan kedua belah pihak. Begitu mudah kata itu keluar lagi. Tidak ada pertimbangan, pertemuan dan hal lain untuk membuatnya mendengarkan. Ia seakan menutup mata.

Jangan tinggalkan aku

Saya baru mengeluarkan ide-ide dalam pikiran. Pekerjaan yang harus bangun dini hari tanpa sadar langsung tersendat. Tidak lagi gairah, hanya tetesan air mata dengan mengumpat 'segitunya'. Apakah saya boneka? Saya juga punya perasaan.

Kali ini seriusnya berbeda dengan sebelumnya tiap ia mengatakan putus. Meski saya tidak ingin putus, lawong tidak ada masalah sebelumnya, kok mendadak mulu.

Saya berharap mendapatkan keajaiban. Ia datang, setidaknya. Berbicara dengan baik, semisal ingin putus. Tidak dengan menyelamatkan diri sendiri karena saya dianggap kurang peduli. 

Nasi sudah jadi bubur. Ia semakin kekeh dengan keputusannya. Apakah awal bulan November, saya benar-benar ditinggalkannya? Ini menjadi tantangan yang tidak mudah untuk saya.

Sepertinya setia saja tidak cukup. Wanita berharap sebuah kepastian, padahal yang menikah saja, kepastian bisa dilepaskan. 

don’t leave me alone

always be here

don’t leave me alone

why don’t you stay

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

Akhirnya Mereka Mudik Juga

Perjalanan Pulang Pergi ke Hotel The Wujil Resort & Conventions