Catatan

Pria (Tidak) Percaya Diri

Gambar
Sesulit itukah menjadi pria yang memasuki kepala 40 yang sebentar lagi? Meski masih ada beberapa tahun tersisa, bukankah masih ada harapan? Ayolah, bisa bisa. Yuk, mari mulai kisah baru lagi. Apa kabarmu hari ini? Semoga baik-baik saja. Terkadang ingin mengatakannya seperti itu karena fisik memang baik-baik saja. Namun, sisi mental ternyata tidak baik-baik saja. Banyak persoalan yang dulunya dianggap sepele, sekarang terasa berat jika dipikirkan. Tidak percaya diri Tak banyak hal yang bisa saya ceritakan di-usia 36 tahun . Apakah tidak mengasyikkan atau hanya kedatangan penyakit malas untuk menulis? Rasa percaya diri saya seperti menghilang. Terutama soal hubungan dan pertemanan. Ketika orang terdekat saja bisa menyakiti, bagaimana dengan dua hal tersebut (hubungan dan pertemanan). Di usia 36 tahun, saya tertampar oleh kenyataan yang saya pikir sudah berjalan semestinya. Benteng terakhir saya, keluarga , sangat tidak masuk akal. Jika mereka saja bisa berbuat begitu, lantas apa yang mau

Tantangan Bulan November, Putus yang Ke-9 Kali

[Artikel 58#, kategori Pria Seksi] Meski kata 'putus' tidak asing ditelinga, karena sudah kedelapan, dan ini jadi kesembilan, saya langsung terdiam. Pergi meninggalkan percakapan. Ditambah suasananya awal bulan, bukan sedih yang saya rasakan. Tapi amarah. Ia seolah mencari perahu sendiri agar selamat. Meninggalkan saya di pulau dengan kesepian.

Saya terbangun dari kesunyiaan malam. Menatap layar, apakah dia sudah pulang. Setelah terhubung beberapa saat, rasa khawatir pun hilang. Tunggu sebentar katanya yang ingin mencuci muka setelah pulang. Tanpa sadar, pesan berikutnya yang belum terbaca adalah kata putus.

Sontak saja, saya yang masih seger dan beranjak pindah meja kerja, mendadak lemas. Tidak ada perlawanan, hanya tatapan kosong. Udara mendadak dingin yang biasanya jam 2 pagi terasa panas.

Saya benar-benar tanpa persiapan, dan langsung diputus.

Tidak ada kesepatakan kedua belah pihak. Begitu mudah kata itu keluar lagi. Tidak ada pertimbangan, pertemuan dan hal lain untuk membuatnya mendengarkan. Ia seakan menutup mata.

Jangan tinggalkan aku

Saya baru mengeluarkan ide-ide dalam pikiran. Pekerjaan yang harus bangun dini hari tanpa sadar langsung tersendat. Tidak lagi gairah, hanya tetesan air mata dengan mengumpat 'segitunya'. Apakah saya boneka? Saya juga punya perasaan.

Kali ini seriusnya berbeda dengan sebelumnya tiap ia mengatakan putus. Meski saya tidak ingin putus, lawong tidak ada masalah sebelumnya, kok mendadak mulu.

Saya berharap mendapatkan keajaiban. Ia datang, setidaknya. Berbicara dengan baik, semisal ingin putus. Tidak dengan menyelamatkan diri sendiri karena saya dianggap kurang peduli. 

Nasi sudah jadi bubur. Ia semakin kekeh dengan keputusannya. Apakah awal bulan November, saya benar-benar ditinggalkannya? Ini menjadi tantangan yang tidak mudah untuk saya.

Sepertinya setia saja tidak cukup. Wanita berharap sebuah kepastian, padahal yang menikah saja, kepastian bisa dilepaskan. 

don’t leave me alone

always be here

don’t leave me alone

why don’t you stay

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Crowned Clown, Drama Korea Kerajaan yang Bercerita Raja yang Bertukar Karena Wajah Kembar

Jab Harry Met Sejal, Film India Tentang Pria yang Berprofesi Sebagai Pemandu Wisata

Sifat Buruknya Pria 29 Tahun