Catatan

Pria (Tidak) Percaya Diri

Gambar
Sesulit itukah menjadi pria yang memasuki kepala 40 yang sebentar lagi? Meski masih ada beberapa tahun tersisa, bukankah masih ada harapan? Ayolah, bisa bisa. Yuk, mari mulai kisah baru lagi. Apa kabarmu hari ini? Semoga baik-baik saja. Terkadang ingin mengatakannya seperti itu karena fisik memang baik-baik saja. Namun, sisi mental ternyata tidak baik-baik saja. Banyak persoalan yang dulunya dianggap sepele, sekarang terasa berat jika dipikirkan. Tidak percaya diri Tak banyak hal yang bisa saya ceritakan di-usia 36 tahun . Apakah tidak mengasyikkan atau hanya kedatangan penyakit malas untuk menulis? Rasa percaya diri saya seperti menghilang. Terutama soal hubungan dan pertemanan. Ketika orang terdekat saja bisa menyakiti, bagaimana dengan dua hal tersebut (hubungan dan pertemanan). Di usia 36 tahun, saya tertampar oleh kenyataan yang saya pikir sudah berjalan semestinya. Benteng terakhir saya, keluarga , sangat tidak masuk akal. Jika mereka saja bisa berbuat begitu, lantas apa yang mau

Masakan Pacar

[Artikel 94#, kategori aktivitas] Selalu menyenangkan setiap dimasakkan, apalagi dikasih bekal untuk dibawa pulang. Hari ini (16/9), alasan bersepeda adalah mengambil masakan dia yang sudah dipersiapkan. 

Satu wadah yang ada di meja (gambar), plus wadah berwarna menjadi teman satu minggu makan saya di rumah. Karena sangat berharga, sampai-sampai harus dimakan dengan sedikit-sedikit. Biar tidak cepat habis.

Mengambil ke tempatnya

Saya seperti tidak berdaya ketika disuruh mengambil masakannya, terutama jaraknya yang jauh dari rumah. Memang benar, saya sudah sekali mampir ke sana. Tapi untuk dikasih bekal makan, ini adalah pengalaman pertama.

Entah apa yang dipikirkannya tentang kehidupan saya yang menurut saya biasa saja. Apakah begitu memprihatinkan karena setiap makan, lauknya itu-itu saja.

Serius saya malu

Pagi yang masih sepi lalu lalang kendaraan, tubuh saya sudah beranjak dengan pedal menuju tempatnya. Saya pikir itu terlambat karena sempat berhenti di Pom Bensin karena kebelet. Tapi syukurlah sampai sana tepat waktu.

Awalnya saya berpikir hanya untuk mengambil masakannya dan pulang. Bila sebelumnya ada alasan bersepeda pagi untuk berkencan, kali ini malah disuruh sarapan juga.

Serius saya malu di sana. Bukan kepadanya, tapi malu kepada penghuni lainnya apabila bangun dan memergoki saya di sana.

"Cowok apaan, datangin pacarnya malah numpang makan", batinku berbicara.

Tapi, setiap kata yang keluar darinya adalah mutlak, terpaksa nurut saja dan membiarkan wajah merah seperti film anime yang terlihat malu-malu.

...

Saya sangat senang mendapatkan makanan hari ini dari dia. Meski berkali-kali disuruh panasin setiap ingin disantap, tapi saya lebih senang menyantapnya saat dingin (dari kulkas).

Bersyukur memiliki dia hari ini. Sudah cantik, jago masak pula. Eh...berlebihan deh. Cut cut.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Crowned Clown, Drama Korea Kerajaan yang Bercerita Raja yang Bertukar Karena Wajah Kembar

Berkenalan dengan Istilah Cinephile