Catatan

Pria (Tidak) Percaya Diri

Gambar
Sesulit itukah menjadi pria yang memasuki kepala 40 yang sebentar lagi? Meski masih ada beberapa tahun tersisa, bukankah masih ada harapan? Ayolah, bisa bisa. Yuk, mari mulai kisah baru lagi. Apa kabarmu hari ini? Semoga baik-baik saja. Terkadang ingin mengatakannya seperti itu karena fisik memang baik-baik saja. Namun, sisi mental ternyata tidak baik-baik saja. Banyak persoalan yang dulunya dianggap sepele, sekarang terasa berat jika dipikirkan. Tidak percaya diri Tak banyak hal yang bisa saya ceritakan di-usia 36 tahun . Apakah tidak mengasyikkan atau hanya kedatangan penyakit malas untuk menulis? Rasa percaya diri saya seperti menghilang. Terutama soal hubungan dan pertemanan. Ketika orang terdekat saja bisa menyakiti, bagaimana dengan dua hal tersebut (hubungan dan pertemanan). Di usia 36 tahun, saya tertampar oleh kenyataan yang saya pikir sudah berjalan semestinya. Benteng terakhir saya, keluarga , sangat tidak masuk akal. Jika mereka saja bisa berbuat begitu, lantas apa yang mau

Tidak Aman

[Artikel 110#, kategori blogger] Saya pikir jalan kali ini sudah aman. Saya tidak perlu khawatir lagi, meski untuk bersandar sebagai penopang masih sulit. Bersyukur karenanya saya tetap merasakan punya saldo di dompet digital. Apalagi pandemi saat ini. Tapi kenyataan selalu tidak mengenakkan.

Beberapa orang mendapatkan gaji bulanan, tidak masalah tidak terlibat dalam sebuah kampanye yang sering terlibat. Tapi bagaimana dengan saya? Harapan tinggi yang sudah terbangun mendadak rusak karena ada misi lain.

Tidak aman

Aktivitas yang sudah konsisten berjalan setiap bulan, membuat saya senang karena nafas saya masih panjang untuk online. Saya percaya sama mereka dan bagaimana pengaruh seseorang di dalamnya.

Saya bekerja keras untuk menepati tugas-tugas yang diberikan. Memang beberapa kali gagal dan perlu diingatkan. Saya bersalah untuk itu.

Kemampuan untuk belajar dan tidak mengulangi adalah keyakinan untuk memberi yang terbaik. Ketika saya sudah berada di jalur yang benar, malah mendadak terdepak.

Saya kembali belajar lagi bahwa kerja keras, konsisten, bersikap baik, tidak akan berguna di dunia ini. Apalagi jadi penggembira, bukan pengelola.

Sudah tidak berhasrat

Penyakit saya kambuh lagi. Saya memilih diam ketika ada sesuatu yang salah dengan keadaan. Sebenarnya saya marah karena perjalanan yang dilalui bersama, mendadak ada bangku lebih untuk orang lain.

Saya sudah bertanya pada orang yang memulai kampanye. Tidak ada inisiatif darinya. Itu murni dari perorangan. Karena saya tahu bahwa itu bukan dari arus utama, saya sekarang sudah tidak berhasrat mengikuti.

Entah kenapa, ketika semua seolah baik-baik saja. Selalu ada yang membuatnya tidak baik. Semoga saya mengerti dan lebih dewasa menyikapi situasi seperti ini.

Yang jelas, tidak ada yang kekal. Meskipun sudah menggunakan akal sehat.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Crowned Clown, Drama Korea Kerajaan yang Bercerita Raja yang Bertukar Karena Wajah Kembar

Berkenalan dengan Istilah Cinephile