Catatan

Pria (Tidak) Percaya Diri

Gambar
Sesulit itukah menjadi pria yang memasuki kepala 40 yang sebentar lagi? Meski masih ada beberapa tahun tersisa, bukankah masih ada harapan? Ayolah, bisa bisa. Yuk, mari mulai kisah baru lagi. Apa kabarmu hari ini? Semoga baik-baik saja. Terkadang ingin mengatakannya seperti itu karena fisik memang baik-baik saja. Namun, sisi mental ternyata tidak baik-baik saja. Banyak persoalan yang dulunya dianggap sepele, sekarang terasa berat jika dipikirkan. Tidak percaya diri Tak banyak hal yang bisa saya ceritakan di-usia 36 tahun . Apakah tidak mengasyikkan atau hanya kedatangan penyakit malas untuk menulis? Rasa percaya diri saya seperti menghilang. Terutama soal hubungan dan pertemanan. Ketika orang terdekat saja bisa menyakiti, bagaimana dengan dua hal tersebut (hubungan dan pertemanan). Di usia 36 tahun, saya tertampar oleh kenyataan yang saya pikir sudah berjalan semestinya. Benteng terakhir saya, keluarga , sangat tidak masuk akal. Jika mereka saja bisa berbuat begitu, lantas apa yang mau

Motivasi Lain Selain Kesenangan, Uang!

[Artikel 109#, kategori blogger] Pandemi saat ini benar-benar membuat khawatir. Namun tidak punya uang adalah kekhawatiran paling besar. Lupakan sejenak tentang koronavirus, kebutuhan lain juga perlu diurus.

Akhir bulan, kegiatan yang berhubungan dengan pemasaran pariwisata saat pandemi akan menutup cerita bulan September. Doakan saya untuk selalu diberi keselamatan dan kesehatan setelah selesai acara di sini.

Sebagai bloger, ini adalah kesempatan kembali menyuarakan diri betapa pentingnya blog sebagai salah satu alat pemasaran online yang powerful.

Saya heran sendiri, kenapa saya selalu jadi penonton di kota tempat kelahiran dotsemarang.

Di media sosial, pemilik blog bertransformasi menjadi orang atau akun yang dianggap berpengaruh. Bahasanya yang banyak digunakan yaitu, influencer.

Meski begitu, tidak semua pemilik blog dianggap influencer. Mereka memang berpengaruh, tapi hanya dalam lingkaran yang mereka ikuti dan mereka buat. Atau bahkan malah menyembunyikan identitasnya karena tujuannya ngeblog bukanlah membangun reputasi diri.

Yang jadi masalah untuk kegiatan saat sekarang adalah penerapan protokol kesehatan yang sangat ketat.

Ini tidak boleh sedikit saja salah, karena taruhannya nyama. Kok lebay? Tapi kenyataannya memang separah itu. Rasanya seperti sedang berjuang di medan perang.

Misi lain

Pandemi benar-benar berdampak. Saya harap tidak lelah atau menyerah. Semua sendi-sendi kehidupan berubah 360 derajat.

Bila beberapa tahun sebelumnya saya menyukai aktivitas pemasaran online lewat blog, dibayar ala kadarnya saya manut, tapi hari ini saya memiliki misi lain.

Saya butuh pemasukan sekecil apapun. Tidak munafik menerima itu semua, meski bila saya buat persentasi, kesenangan dan pengalaman masih di atas 50%.

Sedangkan misi lain itu, uang, sekitar 40-45%. Entahlah apakah bisa tercapai. Saya sangat berharap untuk itu. Jati diri saya masih ada, hanya saja tanpa uang saya tidak bisa beli kuota. Dan impian-impian lain yang sudah dihadapkan dengan usia.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Crowned Clown, Drama Korea Kerajaan yang Bercerita Raja yang Bertukar Karena Wajah Kembar

Halo, Mei 2024