Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Branding Konten

[Artikel 8#, kategori branding] Yang saya pahami adalah melihat sesuatu yang dianggap menarik, lalu menjadikannya sebuah konten. Setelah itu, menyalurkannya ke saluran-saluran platform (blog, media sosial, video pendek dan sebagainya). Dan selesai sampai di situ.

Saya mencoba sesuatu yang baru, meski sering melakukannya. Ini benar-benar fokus pada membuat konten yang tidak pernah disadari sebelumnya bahwa itu menarik.

Tujuannya adalah menarik perhatian dari semua sisi dan menjadikannya lebih hadir di online. Karena pasar yang dituju memang berada di online, internet dan media sosial.

Contoh hotel

Ketika mendapat tawaran gratis menginap di hotel, saya tidak mungkin hanya menuliskan ulasan pengalaman saya menginap. Bila saya tidak punya kekuatan pengaruh, khususnya di internet, tentu tidak ada yang melirik cerita saya.

Malah hal yang saya lakukan sudah banyak dilakukan orang lain. Lebih berpengalaman, berpengaruh dan lebih besar. Saya, hanya terdepak dan bagian kecil saja.

Semua orang bisa melakukannya. Hanya saja tidak semua melihat sesuatu yang berbeda, unik dan menarik.

Di sini kekuatan branding konten mulai bekerja. Pengalaman, sisi berbeda, melihat potensi di masa depan, bagaimana akan berpengaruh atau sekedar ingin dibicarakan adalah bagaimana saya melihat konten untuk dibranding.

Karena video sedang mendominasi tahun 2020, maka platform yang sesuai semacam TikTok patutlah dipakai. Masih berpikir TikTok tempat alay? Mari kita bicara.

Terlepas dari penciptaan konten, kita tidak dapat membuatnya sukses secara cepat. Kita hanya bisa melihat dari sisi statistik jumlah suka, view (penayangan), pengaruh dan sebagainya.

Biarkan itu mengalir begitu saja. Bila berhasil, saya pasti senang. Sebaliknya, butuh waktu dan kerja keras lagi. Bersabar sajalah. 

Atau terkecuali, kita memang menargetkan tertentu untuk sebuah kampanye. Maka saran saya lebih baik cari yang berbayar. Karena itu lebih menjanjikan ketimbang membangun branding lewat orang seperti saya.

...

Pada akhirnya branding konten membantu dan melihat sisi lain yang tidak pernah terpikirkan.  Menaruh kehadiran di online yang selama ini menarik tapi tidak terlihat.

Mari bekerja dengan ini. Saya ingin membantu. Bila kamu mau mencobanya, saya dengan senang hati mencobanya untuk mu. Hubungi saya bila tertarik.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh