Catatan

Pria (Tidak) Percaya Diri

Gambar
Sesulit itukah menjadi pria yang memasuki kepala 40 yang sebentar lagi? Meski masih ada beberapa tahun tersisa, bukankah masih ada harapan? Ayolah, bisa bisa. Yuk, mari mulai kisah baru lagi. Apa kabarmu hari ini? Semoga baik-baik saja. Terkadang ingin mengatakannya seperti itu karena fisik memang baik-baik saja. Namun, sisi mental ternyata tidak baik-baik saja. Banyak persoalan yang dulunya dianggap sepele, sekarang terasa berat jika dipikirkan. Tidak percaya diri Tak banyak hal yang bisa saya ceritakan di-usia 36 tahun . Apakah tidak mengasyikkan atau hanya kedatangan penyakit malas untuk menulis? Rasa percaya diri saya seperti menghilang. Terutama soal hubungan dan pertemanan. Ketika orang terdekat saja bisa menyakiti, bagaimana dengan dua hal tersebut (hubungan dan pertemanan). Di usia 36 tahun, saya tertampar oleh kenyataan yang saya pikir sudah berjalan semestinya. Benteng terakhir saya, keluarga , sangat tidak masuk akal. Jika mereka saja bisa berbuat begitu, lantas apa yang mau

Bekal Menginap Saat Bekerja di Luar Rumah

[Artikel 10#, kategori Dibalik Layar] Kamu tahu hal pertama yang saya khawatirkan ketika membawa pekerjaan keluar kamar adalah makanan? Bila beberapa tempat yang saya datangi bisa diakali dengan beli cemilan, kali ini saya membawa bekal, seperti sedang piknik.

Aktivitas hari ini dilakukan di hotel bintang 4, The Wujil Resort & Conventions. Kebenaran saya menginap tanggal 23 Agustus kemarin. Baca cerita saya sebelumnya tentang perjalanan ke hotel yang berada di Ungaran ini di sini.

Memang terdengar aneh atau menggelikan jika bekal makanan yang saya bawa hanya nasi dan keju. Padahal di hotel adalah gudangnya makanan.

Dini hari

Alasan saya membawa bekal adalah pekerjaan saya yang dilakukan dini hari. Saya bangun pukul setengah 2 pagi. Tentu tidak akan ada makanan di hotel. Apalagi saya tidak berencana membeli untuk kemudian di makan pas saya bangun.

Alasan kedua adalah saya membutuhkan kopi. Tapi, karena saya punya maag yang tidak dapat dikompromi, saya tidak boleh langsung meminumnya. Butuh asupan karbo sebelum menikmatinya.

Kopi adalah bagian penting saat konsentrasi hilang atau butuh detail pikiran yang tidak tenang saat mengeluarkan ide. 

Alasan terakhir adalah tentu untuk menghemat. Pandemi bukan saja merontokkan aktivitas penghasil pundi, tapi juga memaksa menghemat isi dompet. 

Saat dompet terus mengering, bahkan akhirnya saya berhutang juga, saya tidak ingin kemewahan yang didapatkan dengan menginap di hotel, membuat saya tersiksa.

Pihak hotel hanya menyiapkan kamar dan fasilitas penunjang yang dibarter dengan tulisan di blog dotsemarang. Menuju ke hotel harus mengeluarkan biaya sendiri. Meski itu tidak seberapa, kembali lagi berpikir bahwa saya sedang kesulitan keuangan. 

Kehilangan dua ribu rupiah pun rasanya sangat berharga. Karena dengan 2 ribu tersebut, saya bisa bersepeda. Soalnya pompa ban memerlukan uang segitu.

...

Apakah ini termasuk seru buatmu? Atau malah lucu, seolah saya adalah anak baik yang menuruti ibunya. Membawa bekal di umur segini, mau tidak mau rasanya.

Menulis ketika semua terlelap adalah rutinitas yang harus dilakukan. Dan itu butuh kemampuan pendukung untuk membuatnya tetap bertahan (mengantuk).

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Crowned Clown, Drama Korea Kerajaan yang Bercerita Raja yang Bertukar Karena Wajah Kembar

Halo, Mei 2024