Catatan

Pria (Tidak) Percaya Diri

Gambar
Sesulit itukah menjadi pria yang memasuki kepala 40 yang sebentar lagi? Meski masih ada beberapa tahun tersisa, bukankah masih ada harapan? Ayolah, bisa bisa. Yuk, mari mulai kisah baru lagi. Apa kabarmu hari ini? Semoga baik-baik saja. Terkadang ingin mengatakannya seperti itu karena fisik memang baik-baik saja. Namun, sisi mental ternyata tidak baik-baik saja. Banyak persoalan yang dulunya dianggap sepele, sekarang terasa berat jika dipikirkan. Tidak percaya diri Tak banyak hal yang bisa saya ceritakan di-usia 36 tahun . Apakah tidak mengasyikkan atau hanya kedatangan penyakit malas untuk menulis? Rasa percaya diri saya seperti menghilang. Terutama soal hubungan dan pertemanan. Ketika orang terdekat saja bisa menyakiti, bagaimana dengan dua hal tersebut (hubungan dan pertemanan). Di usia 36 tahun, saya tertampar oleh kenyataan yang saya pikir sudah berjalan semestinya. Benteng terakhir saya, keluarga , sangat tidak masuk akal. Jika mereka saja bisa berbuat begitu, lantas apa yang mau

Pertemuan yang Menyenangkan


[Artikel 6#, kategori Dibalik Layar] Entah apakah ini takdir atau hanya kebetulan. Saya bertemu dengan mereka yang 2 tahun lalu hanya melihat mereka dari jarak beberapa meter. Keindahan mereka waktu itu menghipnotis banyak orang. Kini, ada di depan mata dan menjadi idola.

November 2018, seperti biasa dengan rutinitas berkunjung ke area car free day. Cuaca waktu itu sangat cerah di kawasan Simpang Lima. Ban roda sepeda yang berputar pelan berhenti seketika saat melihat mereka menggunakan pakaian tradisional.


Sama seperti orang-orang yang berhenti dan menyaksikan, ternyata ini adalah bagian dari promosi mengenalkan budaya Nias yang dilakukan Forum Komunikasi Masyarakat Nias (FKMN) Jawa Tengah-DIY.

Beberapa aktivitas dilakukan, seperti lompat batu dan tari-tarian. Khusus tarian, orang-orang Nias asli yang melakukannya terlihat cantik dengan gerakan indah. Waktu itu rasa kagum hanya tentang bagaimana cara promosi ini dilakukan di area CFD.

Saya tidak mungkin mengagumi para wanita yang menari saat itu meski menarik hati. Ini bukan tempat berpikir seperti itu. Dan saya pulang untuk menceritakan mereka di halaman blog dotsemarang di sini.

Februari 2020

Awalnya saya tidak berpikir jauh tentang para wanita yang ikut berpartisipasi kegiatan Live in di hotel yang diselenggarakan Disporapar Jateng di bulan Februari. Hari pertama, saya lebih banyak berdiam diri karena tubuh kurang fit saat itu.

Mereka juga awalnya tidak dalam satu rombongan bis yang menuju Banaran Coffee. Setelah sarapan pagi di sini, Banaran, beberapa wanita cantik ikut dalam bis.

Ada satu wanita yang sejak awal memang ikut saat dari kantor Disporapar yang berada di jalan Pemuda. Tapi tidak menyangka, teman wanita ini akhirnya ikut berpartisipasi. Dan mereka semua berasal dari Nias.

Ketika tubuh sudah fit, hari kedua, saya baru benar-benar memperhatikan mereka. Dan seperti pernah dimasa lalu, saya mencoba membuka halaman blog dotsemarang yang menceritakan tentang mereka dalam satu obrolan ringan.

Kebenaran saya duduk dengan salah satu peserta dari Nias yang cakep. Saat saya tunjukkan gambar dari salah satu yang ada di halaman blog, ia benar-benar mengkonfirmasi bahwa di dalam gambar adalah benar. Ya, itu saya katanya.

Kemudian saya juga mengkonfirmasi peserta lain yang juga sama bahwa ia berada di sana saat melakukan kampanye promosi budaya tahun 2018 tersebut.

Pertemuan yang indah


Saya tidak menyangka mendapatkan kejadian nyata seperti ini. Bila hanya sebuah cerita di komik, tentu saja tidak ada yang tak mungkin bisa terjadi. Namun ini benar-benar ada.

Saya ingin merayakan pertemuan ini lewat tulisan ini. Meski hanya 2 hari bersama mereka, saya menganggap pertemuan ini sangat indah.

Apakah dunia benar-benar kecil jika begitu?

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Crowned Clown, Drama Korea Kerajaan yang Bercerita Raja yang Bertukar Karena Wajah Kembar

Piala Usia U-23: Timnas Untuk Pertama Kalinya Kalahkan Korea Selatan