Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Bagaimana Rasanya Ketika Dia Ternyata Mengaku Sudah Bertunangan?


[Artikel 51#, kategori Pria Seksi] Langsung Nyesek di dada. Diam seribu bahasa dan lalu pasrah. Meski perasaan terkhianati, tidak mungkin melanjutkan hubungan yang sudah berjalan bahagia ini.

Saya mencoba merasakan bagaimana bila posisi saya sebaliknya. Wanita yang dicintai dan sudah terikat malah berhubungan dibelakang dan memadu kasih.

Saya membisu persekian detik ketika sebuah percakapan dengannya membahas soal tunangan. Saya ditonjok, ditampar dan lemas seketika.

Saya ingin bangkit dari rasa kehilangan kesadaran yang begitu dalam dan berteriak, itu bohong kan! Jantung saya berdetak kencang. Pikiran dan perasaan bertolak belakang. Sungguh ini tidak nyata, bukan?

Lalu, pertanyaan berikutnya datang sebelum saya bernafas dengan tenang.

"Terus bagaimana?"

Seperti senjata yang menodong kepala, saya sangat pasrah bahwa saya akan mundur demi kebaikan. Saya bukan tidak berani berjuang, hanya saja jalannya sudah salah.

Sebagai laki-laki, saya tidak ingin memiliki cerita yang sama di masa depan. Entah apakah itu saya yang merasakan atau anak-anak saya kelak. Itu sebuah kesalahan. Bukan cinta yang indah seperti itu.

Saat semua dunia terasa berhenti berputar, perasaan tercerai berai, suara itu mengatakan bahwa itu hanyalah kebohongan. Dia mengerjai saya.

Meski terdengar lega, entah kenapa saya belum bisa berhenti gemetar. Kekalutan yang terjadi di dalam batin hanya menipu lewat senyuman dibibir.

...

Saya diam, tidak dapat berbuat apa-apa. Seperti orang yang lumpuh, kaki saya tidak dapat digerakkan. Saya mau rebahan, tapi kok sangat jauh dengan kenyataan.

Meski saya buruk atau dicap penjahat, saya tidak ingin melakukannya seperti itu. Kesalahan saya adalah tidak pernah tau hal penting seperti ini sebelum menjadikannya teman wanita (pacar).

Saya benar-benar shock! Dan semoga saya baik-baik saja tentang perasaan ini sekarang. Entah ada apa waktu itu kenapa saya dikerjain, yang pasti saya tidak sedang merayakan apapun.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh