Catatan

Pria (Tidak) Percaya Diri

Gambar
Sesulit itukah menjadi pria yang memasuki kepala 40 yang sebentar lagi? Meski masih ada beberapa tahun tersisa, bukankah masih ada harapan? Ayolah, bisa bisa. Yuk, mari mulai kisah baru lagi. Apa kabarmu hari ini? Semoga baik-baik saja. Terkadang ingin mengatakannya seperti itu karena fisik memang baik-baik saja. Namun, sisi mental ternyata tidak baik-baik saja. Banyak persoalan yang dulunya dianggap sepele, sekarang terasa berat jika dipikirkan. Tidak percaya diri Tak banyak hal yang bisa saya ceritakan di-usia 36 tahun . Apakah tidak mengasyikkan atau hanya kedatangan penyakit malas untuk menulis? Rasa percaya diri saya seperti menghilang. Terutama soal hubungan dan pertemanan. Ketika orang terdekat saja bisa menyakiti, bagaimana dengan dua hal tersebut (hubungan dan pertemanan). Di usia 36 tahun, saya tertampar oleh kenyataan yang saya pikir sudah berjalan semestinya. Benteng terakhir saya, keluarga , sangat tidak masuk akal. Jika mereka saja bisa berbuat begitu, lantas apa yang mau

Awalnya Izin Tidak Main, Eh Malah Bisa Main


[Artikel 52#, kategori futsal] Saya sudah pasrah ketika Jumat pekan ketiga di bulan Maret harus dilewati karena berkegiatan ke luar kota lagi bareng Disporapar Jateng. Dari sini saya belajar, secinta-cintanya saya bermain futsal, tetap saja teralihkan ketika harus liputan.

Saya sedang berada di bis, melihat pemandangan indah yang dilewati. Hari kedua, Jumat (13/3), saya tidak menyangka bahwa alasan futsal kali ini lagi-lagi karena sebuah pekerjaan. Saya sedih kenapa tahun ini banyak kegiatan dilakukan pas ada hari Jumat-nya.

Sebelum hari keberangkatan, saya bingung bagaimana bola yang saya bawa untuk dipakai setiap bermain harus saya kasihkan kepada salah satu rekan. Untunglah itu dapat dilakukan dan saya tenang bola dapat digunakan hari Jumat besok.

Karena kepergian kali ini adalah tanggung jawab dari sebuah pekerjaan, saya mengikhlaskan diri untuk tidak bermain. Kesempatan seperti ini tidak mungkin saya lepaskan.

Namun kebahagiaan itu datang seperti melihat sinar matahari terbit di pagi hari. Kunjungan tempat wisata rombongan kami ternyata berakhir lebih cepat. Itu artinya saya dapat bermain futsal malam harinya.

Saya tidak menyangka bahwa itu benar-benar nyata saat akhirnya tiba di depan kantor Disporapar Jateng yang berada di jalan Pemuda sore hari. Masih ada beberapa jam dan kali ini dipastikan tidak terlambat datang ke lapangan.

Ini luar biasa, perasaan saya saat sudah di dalam lapangan.
Saya tidak jadi libur futsal.

Tubuh yang tidak banyak beristirahat kali ini karena kebanyakan duduk dalam perjalanan dengan bis, mendadak teralihkan dengan kebahagiaan.

Aneh rasanya bahwa cinta itu dapat mengubah waktu. 
Terima kasih, Tuhan.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Crowned Clown, Drama Korea Kerajaan yang Bercerita Raja yang Bertukar Karena Wajah Kembar

Halo, Mei 2024