Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Mobil Depan Rumah


[Artikel 9#, kategori rumah] Saya pernah trauma ketika tinggal di rumah lama saat menaruh mobil di depan rumah tetangga. Tidak ada suara gemuruh waktu itu hingga terkejut saat dihampiri pemilik rumah yang merasa terganggu. Saya dan keluarga, sempat berdebat dengan pemilik rumah meski kami harus tetap mengalah.

Sebulanan ini, saya semakin sering melihat mobil tetangga menaruh (parkir) di depan rumah yang saya tinggali sekarang. Entah kenapa tetangga melakukan itu. Apakah karena tempatnya teduh atau mereka tidak punya ruang parkir lagi di dekat rumahnya.

Trauma masa lalu melintas begitu saja seperti yang saya ceritakan di awal paragraf. Apa yang harus saya lakukan? Mengulang sejarah seperti masa lalu, atau membiarkan mobil itu yang silih berganti menaruh mobil di depan rumah.

Dalam pikiran kecil, saya ingin melakukannya. Menarik tarif parkir jika boleh. Tapi, tapi... Tidak enak juga rasanya merasakan teguran seperti yang pernah saya rasakan. Saya tidak ingin menjadi pemarah seperti tetangga dulu saya.

Ya, saya adalah orang baik. Kata hati nurani. Biarlah mobil itu di sana meski tak pernah bicara kepada saya, sekedar meminta izin menaruh mobilnya.

*Saya masih ingat ketika dulu ditegur tetangga, saya bilang ke security rumah bagaimana saya parkir mobil ini. Pak security yang malah menyarankan di depan rumah tetangga tersebut.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya