Catatan

Pria (Tidak) Percaya Diri

Gambar
Sesulit itukah menjadi pria yang memasuki kepala 40 yang sebentar lagi? Meski masih ada beberapa tahun tersisa, bukankah masih ada harapan? Ayolah, bisa bisa. Yuk, mari mulai kisah baru lagi. Apa kabarmu hari ini? Semoga baik-baik saja. Terkadang ingin mengatakannya seperti itu karena fisik memang baik-baik saja. Namun, sisi mental ternyata tidak baik-baik saja. Banyak persoalan yang dulunya dianggap sepele, sekarang terasa berat jika dipikirkan. Tidak percaya diri Tak banyak hal yang bisa saya ceritakan di-usia 36 tahun . Apakah tidak mengasyikkan atau hanya kedatangan penyakit malas untuk menulis? Rasa percaya diri saya seperti menghilang. Terutama soal hubungan dan pertemanan. Ketika orang terdekat saja bisa menyakiti, bagaimana dengan dua hal tersebut (hubungan dan pertemanan). Di usia 36 tahun, saya tertampar oleh kenyataan yang saya pikir sudah berjalan semestinya. Benteng terakhir saya, keluarga , sangat tidak masuk akal. Jika mereka saja bisa berbuat begitu, lantas apa yang mau

Awal Tahun 2020, Berhenti Berlangganan Indihome


[Artikel 6#, kategori rumah] Kegelisahan yang selama ini dirasakan karena kompetitor penyedia layanan internet memberikan harga yang lebih menarik. Ditambah kapasitas bulanan yang jauh lebih besar, akhirnya awal tahun 2020 ini saya memutuskan berhenti berlangganan Indhihome. 

Mungkin saja ini tidak akan terjadi bila si tuan rumah memutuskan tidak pergi. Iuran wifi yang dibagi 3 orang dengan jumlah total 360 ribu akan terasa berat bila hanya dibagi 2 orang saja. Maklum, tidak terima gaji bulanan.

Apalagi dengan harga indihome segitu, kami hanya mendapatkan kecepatan akses kecepatan hanya 3 mbps. Saya langsung membayangkan selebaran yang datang ke rumah dari kompetitor yang dengan harga kurang dari 300 ribu, sudah mendapatkan kecepatan 20 mbps. Termasuk jaringan televisi digital.

Kendala akses perumahan

Semenjak dari awal berlangganan, akses kecepatan di wilayah yang saya tempati memang hanya dipasang 3 mbps. Alasannya karena jaringannya masih belum fiber saat itu, yaitu tembaga.

Beberapa tahun memaklumi karena kebutuhan masih dirasa cukup. Kami tidak mampu berbuat apa-apa untuk membantu operator menaikkan level jaringan mereka dari tembaga ke fiber.

Banyak kendala yang harus dihadapi. Salah satunya izin akses dari wilayah. Orang-orang yang bekerja seperti ini (bagian akses membawa jaringan ke rumah-rumah warga), pasti memahami kendala ini. Izin sana sini.

Lebih baik gunakan jaringan internet ponsel

Alasan yang utama akhirnya membayar lebih cepat dari bulan-bulan sebelumnya karena ingin berhenti berlangganan, ternyata ada biaya tambahan kalau ingin berhenti, karena beban bayar yang biasanya 3 orang sudah tidak terfasilitasi lagi.

Tuan rumah sudah kembali ke kota asal dan mungkin lebih banyak di sana tahun ini. Buat saya, ini adalah momentum untuk menghemat dan juga membuang beban yang selama ini dipikirkan. "Masa bayar 300 ribuan lebih cuma dapat akses 3 mbps."

Lalu juga, orang kedua yang ikut bayar juga sudah tidak dalam satu kamar juga. Ia pindah ke kamar lain yang dipastikan kesulitan sinyal karena area tidak dapat diakses yang terkendala jarak.

...

Meski dengan kecepatan 3 mbps, sebenarnya itu masih sangat menyenangkan. Sayang, TV digital  (Indihome) yang ada di dalam kamar sudah jarang ditonton. Mau tidak mau harus berhenti sekarang juga.

Mumpung momentumnya tepat dan bila hanya berdua yang bayar tiap bulan, rasanya masih berat. Selamat tinggal Indihome, selamat datang internet ribet (kebanyakan kartu operator).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jab Harry Met Sejal, Film India Tentang Pria yang Berprofesi Sebagai Pemandu Wisata

Sifat Buruknya Pria 29 Tahun