Catatan

Pria (Tidak) Percaya Diri

Gambar
Sesulit itukah menjadi pria yang memasuki kepala 40 yang sebentar lagi? Meski masih ada beberapa tahun tersisa, bukankah masih ada harapan? Ayolah, bisa bisa. Yuk, mari mulai kisah baru lagi. Apa kabarmu hari ini? Semoga baik-baik saja. Terkadang ingin mengatakannya seperti itu karena fisik memang baik-baik saja. Namun, sisi mental ternyata tidak baik-baik saja. Banyak persoalan yang dulunya dianggap sepele, sekarang terasa berat jika dipikirkan. Tidak percaya diri Tak banyak hal yang bisa saya ceritakan di-usia 36 tahun . Apakah tidak mengasyikkan atau hanya kedatangan penyakit malas untuk menulis? Rasa percaya diri saya seperti menghilang. Terutama soal hubungan dan pertemanan. Ketika orang terdekat saja bisa menyakiti, bagaimana dengan dua hal tersebut (hubungan dan pertemanan). Di usia 36 tahun, saya tertampar oleh kenyataan yang saya pikir sudah berjalan semestinya. Benteng terakhir saya, keluarga , sangat tidak masuk akal. Jika mereka saja bisa berbuat begitu, lantas apa yang mau

Goyah Pertama


[Artikel 9#, kategori keluarga] Gelombang pertama akhirnya tiba. Tidak besar tapi cukup berdampak. Bagaimana ucapan itu dapat mempengaruhi. Saya harap segera memperbaiki dampak tersebut. Takutnya dikemudian hari, apa yang dilakukan dan diyakini hancur tak bersisa.

"Katanya kerja, masa nggak punya uang."

Saya tahu ukuran seseorang melihat pekerjaan, apalagi datang dari generasi baby boomers, selalu identik dengan hasil. Uang, harta dan uang.

Tidak salah, dan wajar buat mereka. Sayangnya, informasi yang menjembatani mereka dan generasi seperti saya, Milenial, tidak ada. Maka tidak heran saat mereka membandingkan dengan orang-orang yang berhasil disekitar mereka (milenial juga) dengan saya.

Sudah terlambat untuk menjelaskan karena pikirannya tetaplah sebuah keberhasilan karena melakukan usaha. Bersikeras berkata-kata, dikira melawan orang tua.

Orang-orang yang seperti saya generasinya dan berhasil sangat beruntung. Keadaan mereka bukan saja lebih baik dari saya, tapi penghormatan dari keluarga hingga kolega.

Saya tahu bahwa kehidupan mereka penuh dengan tantangan untuk menjadi seperti sekarang. Dorongan keluarga, lingkungan yang tertata dan sikap mental yang harus hormat, saya menundukkan kepala. Ya, kalian sudah keren.

Terus berusaha

Andai ada ukuran sukses diumur berapa seperti pemain bola, umur emas, saya tidak tahu lagi bagaimana saya akhirnya menyerah. Umur emas pemain sepakbola adalah 27-30 tahun. Ketika nama seperti Messi dan Ronaldo berhasil melewatinya dengan penuh gemilang, mereka istimewa memang.


Saya ingin terus berusaha. Entah bagaimana caranya dan sampai kapan. Setidaknya sebelum gelombang lebih besar datang kembali. Perahu yang sudah dibuat, saat itu sudah menjadi kapal megah dan mewah. 

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Crowned Clown, Drama Korea Kerajaan yang Bercerita Raja yang Bertukar Karena Wajah Kembar

Piala Usia U-23: Timnas Untuk Pertama Kalinya Kalahkan Korea Selatan