Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Goyah Pertama


[Artikel 9#, kategori keluarga] Gelombang pertama akhirnya tiba. Tidak besar tapi cukup berdampak. Bagaimana ucapan itu dapat mempengaruhi. Saya harap segera memperbaiki dampak tersebut. Takutnya dikemudian hari, apa yang dilakukan dan diyakini hancur tak bersisa.

"Katanya kerja, masa nggak punya uang."

Saya tahu ukuran seseorang melihat pekerjaan, apalagi datang dari generasi baby boomers, selalu identik dengan hasil. Uang, harta dan uang.

Tidak salah, dan wajar buat mereka. Sayangnya, informasi yang menjembatani mereka dan generasi seperti saya, Milenial, tidak ada. Maka tidak heran saat mereka membandingkan dengan orang-orang yang berhasil disekitar mereka (milenial juga) dengan saya.

Sudah terlambat untuk menjelaskan karena pikirannya tetaplah sebuah keberhasilan karena melakukan usaha. Bersikeras berkata-kata, dikira melawan orang tua.

Orang-orang yang seperti saya generasinya dan berhasil sangat beruntung. Keadaan mereka bukan saja lebih baik dari saya, tapi penghormatan dari keluarga hingga kolega.

Saya tahu bahwa kehidupan mereka penuh dengan tantangan untuk menjadi seperti sekarang. Dorongan keluarga, lingkungan yang tertata dan sikap mental yang harus hormat, saya menundukkan kepala. Ya, kalian sudah keren.

Terus berusaha

Andai ada ukuran sukses diumur berapa seperti pemain bola, umur emas, saya tidak tahu lagi bagaimana saya akhirnya menyerah. Umur emas pemain sepakbola adalah 27-30 tahun. Ketika nama seperti Messi dan Ronaldo berhasil melewatinya dengan penuh gemilang, mereka istimewa memang.


Saya ingin terus berusaha. Entah bagaimana caranya dan sampai kapan. Setidaknya sebelum gelombang lebih besar datang kembali. Perahu yang sudah dibuat, saat itu sudah menjadi kapal megah dan mewah. 

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya