Ketika rumah sudah tidak nyaman lagi, ada perasaan enggan untuk pulang. Tentu ini jadi masalah bagi orang tua yang sangat mencintai anak mereka. Lalu, siapa yang salah?
Tahun 2007 adalah kali pertama saya menginjakkan kaki di Semarang. Tidak terpikir bahwa akan bertahan lebih lama di kota yang terkenal dengan Tugu Mudanya ini. Perasaan kangen rumah saat ini tidak sebesar saat-saat diawal datang.
Kutipan film
Postingan ini terinspirasi dari sebuah film, saya lupa judulnya apa? Antara film drama Korea atau movie, benar-benar hilang dari pikiran. Mungkin alasan langsung mencatat sebuah ide datang adalah agar tidak terjadi kejadian seperti ini - hilang.
Meski begitu, saya masih sangat ingat. Ini dikarenakan hal penting yang diucapkan pemerannya waktu itu sempat saya catat kalimatnya, tapi bukan judulnya. Waktu itu pemerannya sekarat kalau nggak salah.
Kejadian nyata
Keluarga saya sebenarnya baik-baik saja sebelum memutuskan pindah rumah. Karena uangnya ingin digunakan untuk yang lain, kebiasaan pindah rumah seolah menjadi kebiasaan. Sejak itu, saya sudah tidak kerasan.
Pengaruh lingkungan juga memberi efek meski saya orangnya mudah bergaul. Jadi saat sekolah - SMA dulu, mau tidak mau setelah pindah, saya harus menempuh jarak yang lumayan jauh daripada biasanya.
Anak rumahan
Bagi saya, rumah adalah tempat paling nyaman menghabiskan waktu. Saat diajak keluar sama keluarga di Semarang, saya memutuskan tinggal. Bahkan, beberapa hari lebaran, saya memutuskan tinggal sendirian di Semarang. Semuanya pada pulang ke Samarinda.
Ya, alasannya saya menyukai rumah yang ada di Semarang karena nyaman. Tidak ada gangguan, bisa jungkir balik tanpa ada yang marah, dan tanpa ada sorotan dari orang-orang. Aneh, bukan.
Apa yang ingin disampaikan?
Keluarga saya memang paling baik, termasuk kedua orang tua kandung saya. Tapi, suatu hari saat kelak menjadi orang tua juga, saya ingin membuat rumah saya terasa sangat nyaman sekali.
Agar, saat anak-anak saya keluar rumah, mereka akan kembali karena merindukan suasananya, kehangatannya dan orang-orang yang menempatinya. Memang itu harus diciptakan dengan uang, semisal tidak, apakah kehangatan masih bisa digunakan sebagai alasan.
Saya berharap kepada orang tua yang memiliki anak, ciptakan rumah dengan rasa nyaman yang membuat mereka ingin sekali pulang. Bagi mereka, rumah adalah tempat paling mereka percaya. Saat mereka sudah tidak percaya, mereka tidak akan mau pulang.
Artikel terkait :
Komentar
Posting Komentar