Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

HUT Semarang Ke-469 Tahun


Hari ini, 2 Mei 2016 jatuh pada hari Senin. Itu artinya hari super sibuk buat orang yang bekerja dan saya sendiri? Tetap sama seperti hari-hari lainnya, pagi update blog dan media sosial. Tapi ada yang spesial hari ini buat saya.

Ya, kota Semarang berulang tahun hari ini. Kota yang masih saya tinggali hingga sekarang karna beberapa pertanyaan orang yang kenal saya selalu bertanya, masih di Semarang? Entahlah, maksudnya apa? Padahal ini era media sosial. Mungkin saya saja yang lelah karena terlalu aktif di sana.

Blogger Semarang masih ada

Saya masih bertarung dengan diri sendiri, apakah yang saya lakuin ini benar. Toh, saya sekarang sendirian (dotsemarang) dan selalu bilang bahwa di Semarang masih ada bloggernya.

Banyak yang terjadi setahun belakangan ini. Termasuk hadirnya komunitas blogger baru yang ceritanya selalu sama di awal.

Hari jadi kota Semarang saya berharap bahwa blogger masih ada keberadaannya. Mereka harus terus dirangkul karena mereka adalah tangan kanan konten yang dicari banyak orang, lembaga, perusahaan dan bahkan pemerintah.

Saya harus maklum ketika ekosistem saat ini masih berantakan. Saya bisa bertemu dengan blogger-blogger di Semarang pun hanya saat acara besar atau perusahaan. Lainnya, semua menunjukkan jati dirinya bahwa ini yang paling keren.

Kolaborasi pemerintah

Promosi kegiatan acara di Semarang makin hari saya melihatnya semakin menarik. Saya percaya keterlibatan orang-orang yang memahami bagian promosi serta desain turut membantu perkembangan ini.

Tapi entahlah, harapan melihat blogger digandeng pemerintah masih akan sulit kedepannya. Yang pandai mencuri perhatian akan ada di depan. Yang biasa-biasa akan sibuk menanti kapan dipanggil. Hanya berharap tentu itu tidak berdosa, bukan.

Ekosistem blogger

Semarang ini keren, komunitas bloggernya banyak namun pada jalan sendiri-sendiri. Faktor usia sepertinya kendala utama. Beberapa orang tentu sibuk dengan pekerjaannya atau rumah tangganya. Saya yakin, pikiran dangkal ini cuma saya saja yang ngalami.

Saya berharap ekosistem blogger di kota Semarang tetap berjalan baik. Ini era kompetisi, ada yang paling keren tentu ada yang paling biasa. Yang melihat peluang akan terus berjuang, yang diam mungkin hanya bisa pasrah.

Trauma

Tahun 2016, saya membuat acara yang sangat sederhana yaitu kopdar. Mereka yang datang adalah mereka yang tanggap dan meluangkan waktu meski sejenak.

Saya masih trauma dengan mengundang beberapa orang yang cukup aneh bila dikaitkan dengan sebuah alasan. Makanya saya tidak akan mengundang mereka yang tidak pasti datang. Saya seperti anak-anak merengek kepada ibunya untuk sayang padanya.

Tapi seiring waktu, ceritanya juga sama. Semua orang ingin dirangkul dan diajak. Tidak ada yang inisiatif mengajak. Memang itu tugas pemimpin tapi setidaknya di era ini semua punya jiwa kepemimpinan.

Banyak komunitas tapi

Dapat berkumpul saat acara, seperti perusahaan. Entahlah, mengapa mereka yang super sibuk mau datang ke acara yang biasanya saya undang pasti mereka tidak datang. Kadang saya harus berpikir ulang untuk memberikan benefit lebih besar kepada mereka.

Baru-baru ini, ada komunitas yang minta saya untuk dipublish dan dikenalkan. Lah, dikira saya ini keren apa. Bukannya ngebangun branding di era socmed ini mudah. Yang susah itu hanyalah soal konsisten saja.

Kadang setelah dielu-elukan setahun hingga 3 tahun, komunitas kembali ke fitrahnya. Mereka kembali adem dan tenggelam. Ini akibat pola kaderisasi yang maunya seperti organisasi. Pendiri pergi karena tak pernah merasa berjanji dan diganti oleh mereka pembenci.

...

Selamat ulang tahun kota Semarang. Sudah 6 tahun dotsemarang menjadi bagian dari kota ini. Seperti filosofi nama dot yang berarti sebuah titik. Mungkin begitulah akhirnya dotsemarang berkembang.

Sekarang, banyak orang hebat yang berkembang. Komunitas yang terbang, dan mereka yang terus ingin maju. Saya tak punya kado yang dapat diberikan seperti beberapa tahun lalu.

Yang pasti, saya dan dotsemarang selalu berusaha berbagi tentang sesuatu yang tak begitu penting untuk menjadi bagian yang luar biasa.

*Gambar diatas diambil dari suasana Car Free Day dengan subjek anak-anak main sepeda yang disebut dengan Leter U.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh