Ada yang istimewa kopdar kali ini meski tidak banyak teman-teman yang hadir. Mbak Ismi ternyata berulang tahun. Mengingatkan saya pada momen saat masih bersama dotsemarang beberapa waktu silam.
Akhir pekan atau sabtu, 21 Mei 2016, bertempat di gedung PIP-Balaikota, saya dan teman-teman blogger seperti biasa mengadakan pertemuan atau istilahnya kopdar.
Bulan ini saya tidak bekerja keras untuk menyiapkan semuanya. Ada Mbak Gita yang dengan sukarela mempersiapkan tempat dan waktunya. Pasti tidak mudah dan ia super sibuk. Semoga tidak membuatnya kapok.
Karena menjadi tanggung jawab mbak Gita, acara pun diambil alih olehnya. Kami yang hadir waktu itu diajak menonton film pendek. Salah satunya film yang bertemakan kota Semarang, film yang dibuat oleh komunitas Lopen (Sejarah).
Cuaca hujan
Kopdar dijadwalkan dari jam 2 siang sampai jam 5 sore, maklum yang bisa diboking hanya jam segitu. Apakah berbayar? Tidak, ruangan mini bioskop di sini gratis asal sudah izin terlebih dahulu. Semarang beruntung punya tempat-tempat seperti ini.
Tak banyak yang dibahas kopdar kali ini karena memang hanya menonton saja. Bahkan kopdar kali ini, kami ditemani hujan yang mengguyur. Di luar, sedang ada acara juga sebenarnya. Beberapa event akhir pekan ini membuat Semarang memang sangat ramai.
Makan-makan
Selepas kopdar dengan nobar, kami melanjutkan kumpul-kumpul di DP Mal (sebelah Balaikota Semarang). Kami ditraktir mbak Ismi sebagai bentuk perayaan hari jadinya. Lumayan dapat makan gratis.
Beberapa teman yang biasa memang tidak hadir. Saya bingung juga memikirkan apakah akan mempertahankan kopdar ini selanjutnya. Apalagi besok, sudah masuk bulan puasa. Yang begini aja tidak datang, apalagi ada puasa yang menghadang.
...
Kopdar blogger Semarang ini tidak mewakili semua komunitas blogger yang ada di kota Semarang. Sangat sulit mengumpulkan kesemuanya, saya akui ini. Bahkan, blogger-blogger yang sering kumpul sama saya pun juga sulit.
Semoga kopdar bulan ini tidak sia-sia meski sederhana. Apalagi batuk yang mengganggu saya akhir-akhir ini cukup merepotkan. Sempat juga sedikit kaget ketika teman saya bilang ia hampir tidak jadi ikutan juga. Bisa dibayangkan berapa orang yang bakalan hadir.
Menjaga ekosistem memang sangat sulit, apalagi membawa nama kota, tempat dimana saya tinggal. Mungkin ini pelajarannya, tidak semua orang suka dengan apa yang kita buat meski semenarik apapun. Dan kita, harus sadar bahwa mereka manusia yang berpikir seperti kita yang ingin berbeda.
Salam blogger
Artikel terkait :
Komentar
Posting Komentar