Pria (Tidak) Berharga
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga. Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s
Setiap orang memiliki karakter masing-masing dalam menulis blog. Meski di awal udah nulis topik yang mau dibahas, aku yakin mereka masih setengah hati untuk menulis topik itu. Atau mungkin tema topik yang tidak sesuai dengan karakter mereka. Beda lagi, ketika mereka dituntut untuk menulis topik yang memang seharusnya ditulis, maybe jadi pekerjaan mereka. Aku yakin itu akan ditulis meski kadang udah lelah nulis saking panjangnya, dan diatur-atur topik + keyword.
BalasHapus