Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Tentang Listrik Mati


Jangan terkecoh dengan judulnya bila Anda mencari artikel tentang PLN atau masalah listrik yang sering mati, termasuk mau ngadu. Ini tentang cerita seseorang yang selalu gagal membela diri ketika listrik mati di rumah. Pelajaran berharganya buat saya adalah berusaha sabar. Sisanya...


Kekurangan dari penggunaan listrik yang menggunakan voucher / token adalah listrik bisa padam kapan saja. Tidak mengenal waktu, pagi hingga dini hari. Penyebabnya sederhana, belum diisi token. Mirip-mirip dengan smartphone Anda yang tidak dapat koneksi Internet saat kuota habis.

Dibalik judul yang saya tulis ini adalah kekesalan saya yang tak pernah reda ketika listrik mati di rumah. Berkali-kali dibilangin agar jangan sampai listrik mati, tetap saja mati. Maksudnya ini tentang limit token yang habis digunakan.

Seseorang yang diberi tanggung jawab menjaga ini adalah pria yang tinggal di rumah. Orang yang punya konsisten tinggi untuk sebuah kesalahan yang berulang-ulang. Sepertinya beberapa tahun ini kesalahan yang sama selalu dilakukan.

Entahlah mengapa saya menjadi manusia paling benar melebihi tingkatan dewa (ilustrasi). Karena saking kesalnya, menulis ini semacam saluran saja untuk membuang pikiran kotor yang menyumbat di kepala.

Bila melihat kesalahan yang dilakukan selalu sama, seharusnya saya bisa memaklumi dengan kenyataan tersebut. Sadar bahwa setiap manusia punya kekurangan pada dirinya. Dan sebagai manusia, saya harus menerima.

Tapi, semenjak keluarga ini bertambah satu lagi personal (bayi), saya tidak menoleren lagi kesalahan yang seharusnya saya bisa katakan dengan lemah lembut. Saya marah dan kesal. Di kamar lain, ada bayi yang butuh penerangan dan suasana nyaman. Termasuk ibunya.

...

Sudah sampai di sini saja ceritanya. Saya bukan blogger yang suka menulis panjang dan nulis panjang selalu identik dengan lomba blog. Saya hanya mengingatkan tentang sebuah kisah di masa depan saya kelak tentang apa yang terjadi hari ini.

Pada akhiran kisah listirk mati, semua kembali normal saat listrik sudah diisi token dan nyala. Termasuk pekerjaan saya yang berhubungan dengan laptop dan listrik nyala.

Saya berharap kepada masa depan tentang pria ini seharusnya menjadi manusia. Ia tidak merugikan orang lain, keluarga, pekerjaan dan sekitarnya yang begitu percaya kepadanya. Cukup sudah kesalahan yang dilakukan hari ini. Dewasa itu berubah, meski hanya sebagian kecil.

"Punya mata tapi tidak melihat, melihat tapi tidak punya makna, punya makna tapi tidak punya arti, gagal 10 kali, bangkit 11 kali (Ciputra, pengusaha & pendiri Universitas Ciputra/entrepeur Center)

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh