Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

[Pertemanan] Sifat Dewasa dan Kejujuran


Baru-baru ini, saya menemukan situs yang dibagi lewat facebook menarik untuk dibaca. Temanya tentang pertemanan. Buat seumuran saya, apa yang ditulis tersebut semacam mewakili perasaan saya saat ini. Benarkah usia 29 tahun tidak banyak teman seperti sebelum berusia 25 tahun kebawah.

Setelah membaca dengan seksama site tersebut, hal pertama yang ingin lakukan adalah membawanya ke halaman blog personal saya. Saya yakin, ada banyak pria seperti saya yang mungkin mengalami hal yang sama seperti saya saat ini.

Untung rugi berteman

Barusan saya menghubungi penulis site tersebut lewat twitter, seorang wanita dan saya harap ia tidak marah bila sebagian kontennya saya bawa. Semoga dia balas dan maklum mengapa artikelnya dia sangat menarik buat saya.

Beberapa bulan kedepan, usia saya akan genap 30 tahun. Sangat sedikit teman yang dulunya bisa gila bareng berada disekitar saya. Faktor kesibukan, berumah tangga, pindah kota dan sebagainya adalah sedikit alasan pria-pria atau teman saya tidak lagi berkumpul.

Saya membenci pertemanan saya sekarang yang hadir dari masa lalu. Aneh rasanya kalau mendapat kabar bahagia hanya lewat chat saja tanpa basa - basi. Mirip broadcast bbm saja.

Saya benar-benar memikirkan untung ruginya berteman sekarang. Entahlah, apakah saya dibilang jahat atau sebaliknya. Saya harus bekerja untuk mendapatkan kebahagiaan setidaknya. Mulai dari bawah ini, saya akan copas artikel yang sebelumnya saya bahas diawal.

Kesabaranmu pun semakin berkurang untuk setiap ketidakjujuran.

Kita semua tahu, pengalaman bertambah seiring usia. Karena kamu semakin dewasa dan banyak mengalami peristiwa dalam hidup, kamu akan menemui fakta bahwa hanya ada beberapa teman yang mau mendukungmu di saat-saat susah. Kamu belajar untuk memilah beberapa teman yang memang bermanfaat untukmu.

Banyak teman yang dulunya dekat denganmu sekarang menghilang entah ke mana, namun akan selalu ada deretan teman yang "terjebak" denganmu meski keadaan jungkir balik. Dengan berbagi pengalaman, kamu telah menciptakan ikatan yang lebih dalam dengan teman.

Kamu juga semakin gak punya banyak waktu untuk basa-basi. Gak heran, kalau teman "palsu" bakal mulai tersisih.

Semakin kamu dewasa, kamu akan semakin sibuk. Pekerjaanmu semakin banyak dan orang-orang yang dulu dekat denganmu kini juga menemukan kesibukannya masing-masing. Karena waktu adalah hal yang berharga bagimu, kamu lebih mengutamakannya untuk bersama keluarga dan teman yang benar-benar dekat.

...

Berteman tidak seribet ini sebenarnya. Faktor usia dan sifat kedewasaan lah yang mencari dirinya sendiri bahwa ketika kita bersama-sama bahagia, kita juga harus bersama-sama mengalami duka.

Karena bertolak belakang dengan kata-kata tersebut, sifat dewasa inilah yang membrontak dan marah. Semacam dikhianati meski dulunya hidup dalam lingkaran yang sangat berarti.

Saya sudah kehilangan 2 teman (baca meninggal) baik selama perjalanan hidup hingga usia sekarang. Entahlah, bagaimana kedepan cerita pertemanan buat saya bila bertambah usia.

Terima kasih buat Siantita Novaya untuk artikel menariknya. Sumber asli artikel yang saya ambil di atas ada di sini.

Artikel terkait Pria 29 Tahun:

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh