Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Tantangan Grup Komunitas yang Sepi


Selamat datang bulan Mei 2016. Kira-kira takdir saya bulan ini seperti apa ya? Semoga bisa sedikit bahagia. Ngomongin awal bulan, saya tiba-tiba ingin ngebahas komunitas yang ada di grup Whatsapp (WA). Ada apa memangnya?

Setelah meresmikan komunitasnya di Semarang, Smartfren membuat grup di WA. Mungkin disetiap kota, mereka membuatnya dan tentu ada koordinatornya. Harapannya tentu, interaksi dan komunikasi terjalin dengan baik buat kedepannya.

Ketika grup sepi

Beberapa hari ini, grup yang saya ikuti mendadak sepi. Blogger Semarang dan Smartfren pun tiba-tiba adem seperti iklan minuman penyegar. Dikasih air langsung beriak kemudian didiamkan akan tenang dan tidak berbuih seperti sebelumnya.

Entahlah, mengapa saya malas berinteraksi di sana. Untuk grup sendiri, saya juga bingung. Mau nagih postingan yang belum update kesannya ngejar-ngejar. Pasti nggak enak dikejar-kejar itu. Seperti penagih hutang saja.

Sedangkan grup lainnya, kordinatornya bakalan sangat resah dan galau. Kok sepi. Aku ngajak ngorbol nggak ada yang nanggapi, yaudah diam semuanya.

Tantangan grup komunitas

Mungkin antara prasangka baik dan buruk sudah berteman dari dulu, makanya yang biasanya baik tiba-tiba jadi jahat.

Banyak hal yang menyebabkan mengapa grup terlihat sepi. Mungkin saja kuota internetnya habis, kalau sampai sebulan itu kebangetan. Sibuk kerja sehingga malas, dan terlalu berisik sehingga buat bete.

Inilah tantangan sebuah grup komunitas. Bukan saja berimbas kepada pentolannya tapi kesemuanya. Saya sangat salut kepada grup yang begitu ramai. Meski akhirnya ditinggal pergi satu persatu dengan alasan topik yang dibahas tidak relevan.

Lalu, harus seperti apa biar grup tetap jalan dan ramai. Entahlah... Saya juga semakin bingung dengan era sekarang. Semakin maju teknologi, semakin irit orang berinteraksi. Saya mengakui diri saya pun demikian.

...

Ini bukan saja menjadi PR buat saya sendiri, tapi buat orang-orang yang ngebangun interaksi di grup komunitas. Bila anggotanya sampai ratusan, tentu tidak mungkin adem ayem juga. Saya yakin itu.

Lalu, saya coba berpikir sedikit tentang tujuan saya membangun grup. Ada hal-hal penting yang memang harus dibagi dan tidak. Untuk mengupdate sesuatu, grup akan lebih cepat ditanggapi.

Jadi, biarkan saja grup sepi untuk beberapa saat. Kita semua punya kehidupan masing-masing, grup bukan untuk melihat rutinitas kita untuk dibagi. Takutnya tidak nyambung dan malah keluar.

Begitulah tantangan grup komunitas, baik yang ada di grup chat maupun socmed. Tetap semangat dan positif.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh