Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Tisu Basah dan Bersepeda


Salah satu kegunaan tisu basah adalah mengelap keringat tubuh. Selain lebih segar, baunya yang wangi menutupin bau tubuh yang berkeringat. Apalagi berada di pusat keramaian setelah bersepeda.

Wow, lama sekali saya tidak memposting label 'Sepeda' di blog personal saya ini. Terakhir kali pada tanggal 23 Januari 2016. Saat itu nasib saya sedang apes. Niatnya mengejar matahari dan view Semarang, malah hampir pingsan. Ceritanya bisa dibaca di sini.

Jumat sore, 20 Mei 2016. Cuaca di Semarang masih saja membuat berkeringat meski sudah dibawah jam 4 sore. Hari ini saya mau ngepost tentang tisu basah yang menjadi salah satu barang yang sering saya bawa saat pergi ke mal saat bersepeda. 

Jarak rumah dengan mal yang ada di Simpang Lima lumayan jauh. Rutenya bisa sampai 20 menit. Saya lupa mencatat berapa jaraknya. Nanti saya update deh.

Kegunaan tisu basah

Soal tisu basah tadi yang sering saya bawa lebih karena kegunaannya untuk membersihkan tubuh. Maklum, bersepeda membuat saya berkeringat. Apalagi tujuannya adalah mal. Selain mal, saya semisal ada acara juga saat bersepeda selalu membawa tisu basah.

Barang tersebut saya taruh di tas ransel dengan beragam barang lainnya. Jadi jangan heran saat saya selalu membawa tas ransel. Itu isinya peralatan saya seperti botol minum, handuk kecil, pembersih muka, power bank, kaos ganti dan lainnya.

Setelah tiba di mal, biasanya saya langsung menuju kamar mandi. Di kamar toilet, saya seperti superhero saja. Ganti kaos yang digunakan sebelumnya dengan yang baru. Nah disinilah tisu itu berguna. Saya lebih khusus menggunakan untuk menyeka bagian badan saja. 

Kalau wajah, saya sudah bawa pembersih muka dan handuk. Jadi, tidak saya gunakan untuk yang lain. Entah apakah petugas di sana mengenal saya karena keseringan. Semoga deh.

...

Saya tidak mungkin menggunakan kamar mandi mal, untungnya memang tidak ada fasilitas tersebut. Tisu basah adalah alternatif untuk digunakan bila saya sedang bersepeda.

Saya biasanya paling rutin hari kamis. Kebenaran hari itu adalah jadwal nonton Kofindo. Tidak mungkinkan, saya diusir karena bau tubuh saya mengganggu seisi bioskop. *dubrak.

Gambar tisu di atas sengaja saya tidak samarkan. Bukan berarti saya diendorse oleh perusahaan tersebut. Dari sekian harga tisu basah yang paling murah cuma itu saja deh, rasanya. Hehe... *serius ini bukan postingan berbayar.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh