[
Artikel 9#, kategori belajar] Setiap orang pasti pernah berhutang, termasuk saya pun. Namun mendengar kata hutang, saya benar-benar membencinya. Tujuan orang berutang sebagian besar baik, namun akibatnya juga tidak kecil. Saya berharap jauh dari hutang di usia sekarang.
Kehidupan damai yang sepi dan sendiri yang saya dambakan begitu saja musnah ketika menutup akhir tahun 2019. Saya tidak menyangka semua terjadi yang tidak saya lakukan malah menyeret saya terlalu dalam.
Saat bekerja keras memenuhi kehidupan dan bisa menyisihkan uang untuk masa depan,
setidaknya memiliki pegangan untuk biaya pernikahan, perasaan saya tidak tenang.
Entah dosa apa yang saya perbuat di masa lalu atau keluarga saya yang telah lakukan. Semua harapan yang ingin dikejar menjadi berantakan.
Ketika sudah bertahan dengan kenyataan dan bekerja keras sambil bersenang-senang, saya dipaksa dengan pertanyaan kenapa masih bertahan dengan dotsemarang. Apalagi tidak uangnya di sana.
Seketika petir menyambar tubuh. Perjuangan bertahun-tahun menjaga nama ini dan bagaimana tetap ada, malah tidak dihargai karena tidak uang. Parahnya, orang yang mengatakan ingin meminjam uang.
Bisa pegang 100 ribu perbulan pun saya sudah senang. Dan ini, saya ditampar kenyataan bahwa uang mengalahkan pikiran.
Uang adalah kekuatan
Keluarga sangat penting bagi saya, namun ketika perasaan disakitin, saya selalu menghantam ratakan. Tidak peduli siapa pun, saya hanya ingin kepercayaan yang diberikan tidak disalahgunakan.
Saya boleh miskin, tapi jangan manfaatkan saya dan membunuh karakter yang saya bangun dari bawah. Tidak mudah bertahan di usia sekarang, lalu bicara untuk keluar dan melihat matahari terbit lagi sembrani membawa uang.
Semua orang butuh uang, dan saya pun demikian. Andai saya hidup dalam komik, saya ingin ditransfer atau dikirim ke dunia yang lebih baik. Menjadi kaya dan kuat, sesuai hukum yang berlaku dimana yang kuat yang bertahan, saya ingin seperti itu.
Saya tidak ingin mengeluh tentang apa yang saya lakukan dan pertahankan sekarang. Kenyataannya memang tidak gampang dan banyak kekurangan, tapi itulah seninya ketika berjuang.
Berhenti bercerita dan mengeluh tentang apa yang sedang terjadi pada dirimu. Seberapa rusak, parah dan menyedihkan itu adalah kehidupan yang kamu jalani dan menjadi tanggung jawabmu. Saya tidak harus mengerti keadaan seseorang.
Karena keadaan saya pun tidak lebih baik juga. Bahkan lebih menyedihkan. Begitu gampang bercerita dan meminta kesedihan tapi tak melihat bagaimana kesedihan yang dipikul seseorang yang dihadapi.
Bukannya hormat, malah mencaci karena tidak berbakat.
Bukannya menghargai, malah disuruh menghargai.
Bukannya mengerti, malah disuruh terus menerus mengerti.
...
Saya tidak berharap ini sebuah curhat, tapi pembelajaran untuk lebih kuat. Pikiran saya sudah terlalu berat. Saya ingin kembali normal dan sehat. Pikiran kotor ini harus dapat dibuang.
Semoga saya terus belajar tentang kehidupan. Menjadi baik tidak selalu berhasil, tapi tetap lakukan saja mengikuti pikiran.
Komentar
Posting Komentar