Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Terlalu Khawatir Dampak Corona, Batal Bermain Futsal


[Artikel 53#, kategori futsal] Jumat pekan kemarin, tubuh sangat lelah setelah bermain. Maklum saja setelah pulang berkegiatan dari luar kota, langsung bermain. Namun pekan ini, tubuh sangat fit. Dampak wabah Corona membuat kekhawatiran begitu besar. Terpaksa membatalkan sendiri, meski yang lain malah terus bermain.

Hari ini, Jumat (20/3), meski sudah mengambil keputusan untuk tidak main dan minta izin, saya terus berusaha meminta saran dari rekan yang mengerti tentang Corona. Termasuk Dia hingga dokter yang dikenal. Semua memberi saran untuk tidak bermain.

Namun, rasa cinta terhadap futsal benar-benar membutakan. Hingga beberapa jam waktu sebelum bermain, saya masih mencari celah untuk membatalkan keputusan bulat sebelumnya.

Tidak bermain

Jumat yang penuh perjuangan beberapa minggu ini, Jumat yang memberi kekuatan untuk tidak mudah menyerah dan keringat kepuasan setelah bermain, hari ini harus kalah oleh wabah Corona.

Saya benar-benar iri dengan rekan-rekan futsal saya di sana. Saya harap, wabah ini bisa menghilang secepatnya. Dan bila boleh berharap, Jumat pekan terakhir bulan Maret, sudah bisa kembali ke lapangan.

Semoga saja.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya