Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat. Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...
Dapatkan link
Facebook
X
Pinterest
Email
Aplikasi Lainnya
Selamat Hari Jadi Ke-10, dotsemarang
Dapatkan link
Facebook
X
Pinterest
Email
Aplikasi Lainnya
[Artikel 115#, kategori dotsemarang] Saya sangat antusias menyambut usia dotsemarang yang ke-10. Bahkan, meramaikannya di media sosial agar ada orang yang melihat dotsemarang yang masih konsisten. Jauh di lubuk hati, tentu saja ucapan selamat karena doa adalah harapan.
Tanggal 3 Maret tahun 2020 jatuh pada hari Selasa. Kali ini, saya tidak ingin menulis lebih banyak tentang hari ulang tahun dotsemarang. Karena saya menuliskannya di halaman facebook dotsemarang. Cukup mewakili saja.
Dibalik layar
Tapi, saya ingin menulis dibalik layar bagaimana artikel yang saya tulis di facebook bisa dibuat. Mengapa tidak di blog dotsemarang saja? Nggak papa.
Saya tidak tahu bahwa respon di Twitter lebih menarik ketimbang di Instagram ketika membagikan info soal ulang tahun dotsemarang yang ke-10, satu hari sebelum hari jadi.
Saya sengaja bermain kata ketika 10 tahun dianggap kurang mengerti. Satu dekade atau dasawarsa. Responnya sungguh tidak terduga. Tujuan awalnya agar 10 tahun lebih dilihat, yang ada malah koreksi dan koreksi. Twitter kadang sangat serius.
Berharap bangun dini hari dan menulis dengan semangat menggebu-gebu, nyatanya saya telat bangun. Beberapa menit memegang handphone, azan sudah memanggil untuk segera mandi.
Saya sudah kehilangan ide karena waktu yang terbuang. Satu-satunya harapan adalah mendapatkan ide saat berolahraga pagi. Dan tercetuslah artikel yang saya embed di atas ini.
Sebuah kiriman dibagikan oleh Dotsemarang (@dotsemarang) pada
Instagram
10 tahun sangat spesial menurut saya. Ketika instagram dotsemarang hanya menampilkan blog dotsemarang, instagram pribadi saya menampilkan kisah awal bagaimana dotsemarang dikenalkan.
Saya berdamai dengan diri sendiri untuk mengatakan tidak apa-apa menaruh kenangan itu di sana. Tahun spesial, hari spesial dan berdamai dengan pikiran.
Begini rasanya ketika mertua datang ke rumah, nggak enakan. Padahal, cuma menjenguk cucu kesayangan. Tapi rasa malas yang biasa dirasakan sebelum nikah, berubah rasa risih. Serba salah, pokoknya.
[Artikel 17#, kategori Tips] Saya sudah menghitung kira-kira berapa kuota yang dihabiskan untuk menonton siaran langsung sepakbola via streaming. Tentu Anda sekarang bisa mengukur biaya untuk menghabiskan kuota apabila tim kesayangan Anda akan bertanding hari ini.
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat. Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...
[Artikel 14#, kategori Internet] Kalau dibandingkan operator lain yang sama-sama jaringan 4G, ternyata harga Smartfren mahal untuk harga 50 ribu. Meski keunggulan punya kecepatan yang lebih stabil dengan lainnya.
Istilah pacaran jarak jauh atau LDR sudah banyak kita dengar dan lazim. Saya pun pernah mengalaminya dan akhirnya kandas semua. Tapi kalau pasangan suami istri LDR?
Komentar
Posting Komentar