[Artikel 56#, kategori dotsemarang] Hari ini, 3 Maret 2017, dotsemarang sudah berumur 7 tahun. Angka ini semacam mengingatkan saya saat pertama kali masuk Sekolah. Saat semua memulai dari umur 6 tahun, saya malah dari angka 7. Tapi waktu itu, saya tidak menghiraukannya. Toh pada akhirnya saya Sekolah juga.
7 Tahun berlalu sudah. Orang yang datang kepada saya silih berganti. Hari ini punya semangat berbagi, besok memilih pergi karna alasan rejeki. Seharusnya, saya pun demikian. Meninggalkan nama dotsemarang dan berganti profesi sebagai sarjana muda yang berkeliling mencari anak istri.
Tidak..tidak. Itu tidak penting sekarang. Yang paling penting, apa kabar dotsemarang hari ini? Siapa tahu, 5 tahun lagi, saya sudah mulai kesulitan menulis dan lupa merayakan hari jadi dotsemarang yang awalnya komunitas ini.
dotsemarang masih dikenal
Ketika hari minggu sebagian orang menikmati hari libur, saya pergi ke tempat wisata yang sedang hits beberapa tahun belakangan ini di Semarang. Ya, Puri Maerakaca yang terletak di dekat Kampung Laut.
Tempat ini benar-benar ramai, sampai saya takjub sendiri. Ramainya seperti sedang berkunjung ke kebun binatang. Salah satu spot yang menarik adalah
Kafe Jembatan Harapan. Reviewnya sudah saya taruh di blog dotsemarang.
Lalu lalang generasi Z benar-benar menghiasi jembatan yang berada di tengah sungai. Sesosok perempuan paruh baya yang sepertinya saya kenal lalu saya sapa. Halo Ibu.
Si Ibu tidak ragu menyapa balik dan menyalami saya. Oh dari dotsemarang. Sampai kata dotsemarang, saya sangat tertegun. Mungkin karna kami pernah bekerja sama, makanya beliau hapal. Saya waktu itu sangat senang bahwa nama itu masih dikenal.
Kamis siang, pertengahan Februari. Bulan ini, saya memutuskan berhenti menonton film. Jujur, saya tidak punya penghasilan lagi untuk mempertahankan aktivitas nonton seminggu sekali ke bioskop. Siang itu, saya tidak ke bioskop. Tapi pergi ke kantor Pandanaran untuk meminta buku agenda Wisata tahun 2017.
Sampai di sana, saya sempat bingung. Namun hanya beberapa detik setelah sampai meja yang biasa saya sapa tiap tahun. Seorang ibu berkerudung duduk di sana dan mengingat saya sebagai bloger.
Saat berbincang, ada perempuan berkerudung paruh baya menyapa saya. Beliau lebih muda dari ibu sebelumnya. Dan ternyata, beliau adalah admin media sosial Dinas Pariwisata kota. Halo Ibu. Mereka masih mengenal saya sebagai bloger dotsemarang.
Dedikasi
Pertemuan - pertemuan tadi memang memberi gairah tersendiri kepada saya untuk memasukkanya dalam tulisan ini. Dotsemarang masih dikenal. Itu bagus dan saya senang rasanya.
Sebagai salah satu manusia yang lahir sebagai generasi Milenium, mengejar passion merupakan tantangan tersendiri. Meski harus berpikir selalu menghemat.
Beberapa event, terus saya ikuti. Meski tahun demi tahun, media online terus bertumbuh dengan berbagai kreasinya yang luar biasa. Mungkin ini alasan saya juga mengapa masih dengan blog gratisan.
Saya tidak bisa mengimbangi media online Semarang yang makin hari makin keren. Cara mereka menyajikan, memoles ulasan, hingga memiliki orang-orang hebat yang mengurusnya. Tidak seperti saya yang sendirian dan bertahan berjam-jam di depan komputer.
Saya jadi ingat salah satu admin socmed yang lumayan terkenal di Semarang. Saat itu, saya sedang liputan sebuah event. Ia mengatakan tentang sebuah dedikasi yang saya kerjakan. Saya senang juga mendengarnya tapi rasanya seperti beban. Ya, itu beban.
Meninggalkan orang-orang yang sudah tak membuat saya bergairah
Tahun 2016, saya kehilangan gairah ketika mulai jarang ketemu orang-orang. Banyak bloger yang tak diperhitungkan tidak bisa ikut sebuah acara karna kekurangan link pertemanan atau tidak gabung dengan komunitas. Disatu sisi lain, saya lumayan sering hadir. Saya berpikir, bagaimana cara merangkul mereka yang berada di luar lingkaran?
Akhirnya selama tahun 2016, saya berhasil membangun ikatan yang dilakukan dengan kopi darat tiap bulan. Mereka tampak bahagia, senang dan percaya diri sebagai bloger. Saya menikmati suasana itu.
Namun saya juga yang pergi dari mereka. Saya kehilangan gairah yang sudah dibangun oleh mereka. Mereka mengingatkan saya pada komunitas dotsemarang. Mulai sibuk, mulai bisa berjalan sendiri, mulai mengerti, pindah kota dan tentu, mereka lebih baik lagi.
Saya dilema, apakah suatu hari nanti kembali kejadian terulang kembali. Beberapa orang sudah pergi tanpa kata - kata. Sebagian sudah memikirkan masa depan dan sebagian lagi tak ingin diganggu karena ada kepentingan yang lebih penting.
Saya lupa bahwa ikatan yang saya bangun bukan untuk mengikat mereka sebagai komunitas. Itu artinya, saya tak perlu galau ketika dotsemarang pecah untuk kesekian kalinya. Dan saya memang berharap menjadi orang paling dibenci di sana.
Mereka marah, sebagian mengutarakan kenapa harus pergi dan sebagian lagi sudah saya beri tahu bahwa ini keputusan saya. Diantara mereka yang marah dan ingin tahu alasan saya pergi, tak ada satupun dari mereka memiliki pertanyaan yang mengena saya untuk tidak pergi. Semua sibuk memberikan alasan bahwa mereka sangat senang dengan kelompok kami.
Pada akhirnya, saya tidak lagi ingin membangun hubungan dengan mereka tahun ini. Semua kembali normal seperti manusia pada umumnya. Saya sendiri, menikmati dunia yang sudah saya ciptakan. Mereka adalah orang baik, dan saya tidak ingin membiarkan mereka terperosok oleh ego saya seperti yang lain.
Terima kasih buat kamu yang sudah mengucapkan hari jadi dotsemarang. Saya sangat bangga dan terharu.
...
Selamat ulang tahun dotsemarang. Mungkin kamu adalah perwujudan dari rasa egois yang tinggi dari saya. Atau ego besar dari keinginan kecil yang menginginkan keberhasilan sangat besar. Meski pada akhirnya tidak tercapai.
Tapi perjalanan tahun ini, kamu masih menjalankan program-program yang masih ada dan menambahnya lagi. Semangatmu semoga bisa didengar orang banyak.
Rasa cinta terhadap kota ini memang lebih besar dari mereka. Tapi kamu juga harus tahu, saya adalah manusia biasa. Tidak akan selalu bisa membuatmu terus bertahan hingga abadi. Umur yang seharusnya sudah menikmati gaji tiap bulan dan istri serta anak-anak yang lucu, sudah kamu rampas.
Pendidikan yang membuat bangga orang tua saya juga sudah saya berikan. Saya berharap di tahun ketujuh, saat saya berumur 7 tahun dan masuk Sekolah Dasar, dotsemarang terus belajar dan menjadi dewasa.
Biarkan saya berbicara lewat kata-kata dari jemari saya ini. Dan mari terus berbagi dan menginspirasi.
Artikel terkait :
Komentar
Posting Komentar