Catatan

Pria (Tidak) Percaya Diri

Gambar
Sesulit itukah menjadi pria yang memasuki kepala 40 yang sebentar lagi? Meski masih ada beberapa tahun tersisa, bukankah masih ada harapan? Ayolah, bisa bisa. Yuk, mari mulai kisah baru lagi. Apa kabarmu hari ini? Semoga baik-baik saja. Terkadang ingin mengatakannya seperti itu karena fisik memang baik-baik saja. Namun, sisi mental ternyata tidak baik-baik saja. Banyak persoalan yang dulunya dianggap sepele, sekarang terasa berat jika dipikirkan. Tidak percaya diri Tak banyak hal yang bisa saya ceritakan di-usia 36 tahun . Apakah tidak mengasyikkan atau hanya kedatangan penyakit malas untuk menulis? Rasa percaya diri saya seperti menghilang. Terutama soal hubungan dan pertemanan. Ketika orang terdekat saja bisa menyakiti, bagaimana dengan dua hal tersebut (hubungan dan pertemanan). Di usia 36 tahun, saya tertampar oleh kenyataan yang saya pikir sudah berjalan semestinya. Benteng terakhir saya, keluarga , sangat tidak masuk akal. Jika mereka saja bisa berbuat begitu, lantas apa yang mau

Sedang Tidak Ingin Berkomunitas


[Artikel 8#, kategori komunitas] Berkomunitas itu sangat menyenangkan. Buat kamu yang sedang tidak berkomunitas, saya sarankan untuk masuk ke sana. Kamu dapat teman, pasangan, pengalaman yang tidak pernah kamu alami, keluarga kedua hingga rasa tolong menolong. 

Hai teman-teman,

Untuk hari ini, saya ingin berjalan sendiri. Saya sedang tidak ingin berkomunitas meski di sana seperti surga yang menunggu. Saya akan menyesal? Tentu saja saya sangat menyesal tidak bergabung di sana.

Saya sudah pernah berkomunitas dan bahkan mendirikan komunitas. Ini adalah alasan sederhana saya saat ini. Seperti naik mobil, tapi setiap aktivitas, saya malah naik sepeda. Padahal saat bawa mobil, saya bisa membawa banyak orang dan terlindungi dari panas dan hujan.

Saya yang memilih untuk tidak berkomunitas.
Saya belum bisa menghilangkan trauma saya saat ini. Bahkan tahun 2016 membangun hubungan tanpa embel komunitas pun, saya tetap saja masih trauma.

Menurut saya, membangun itu mudah. Menghancurkannya juga mudah. Saya melewati fase ini dan entah kenapa saya belum bisa move on di sini. Apakah saking besarnya cinta saya diwaktu dulu hingga rasa bencinya pun sebesar dulu.

Umur juga menjadi penentu saya saat ini meski masih banyak yang lebih senior saya masih bersemangat berkomunitas. Tapi itu mereka, bukan saya.

Saya berharap ada orang yang bisa menyembuhkan trauma saya. Mengatakan baik-baik saja dengan beban yang begitu berat dipundak saya.

Jujur, saya tidak ingin kehilangan orang-orang lagi saat berada di komunitas. Mereka sangat bersemangat saat merasakan nikmatnya berkomunitas, tapi tetap saja perlahan tapi pasti, semua akan pergi seperti yang telah saya alami.

Maafkan saya untuk saat ini mengatakan bahwa saya tidak ingin berkomunitas. Saya tidak ingin menjadi Asmari yang dulu yang sangat antusias dan membangga-banggakan orang lain dan akhirnya orang tersebut pergi.

Semoga ini menjadi jawaban saya dikemudian hari saat saya masih sendiri. 

Artikel terkait :

Komentar

  1. Apapun trauma itu, memaafkan masa lalu adalah cara terbaik untuk menyambut masa depan yang lebih baik tentunya. I wish all the best to you. Hope your dreams come true.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya sudah memaafkan masa lalu.
      Hanya saja untuk membangun yang baru, saya perlu sesuatu yang lebih besar buat ini.

      Terima kasih

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sifat Buruknya Pria 29 Tahun

I Will Never Let You Go, Drama China Kolosal Tentang Putri Pengemis dan Pangeran Bertopeng