Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Tantangan Peserta di Pekan 10 Liga Blogger Indonesia 2017


[Artikel 42#, kategori LBI2017] Ini bisa jadi sebuah tantangan besar bagi para peserta LBI 2017. Khususnya mereka yang berada di kota yang belum dianggap besar. Saya melihat ini sebagai sebuah rasa bangga. Mereka benar-benar bekerja keras mencari informasi yang sangat minim publisitas.

Pekan kesepuluh yang dilaksanakan tanggal 10 Maret 2017, mengusung tema 'Agenda Kota Tempat Saya Tinggal'. Saya pikir ini sangat baik untuk peserta agar berkontribusi dengan tempat tinggalnya. Banyak mereka yang mengaku bloger, terkadang jarang memantau kota di mana mereka tinggal.

Buat mereka yang tinggal di kota besar, mungkin kota saya tinggali sekarang yakni Semarang, mendapatkan informasi agenda kota sangatlah mudah. Bulan Februari kemarin, saya berkunjung ke kantor Dinas Pariwisata Semarang. Tinggal minta, sudah dapat buku agenda kota selama 1 tahun. Sangat banyak.

Namun ini berbeda dengan para peserta yang tinggal di kota yang dianggap masih kurang besar. Saya menemukan postingan Rindang Yuliani dan beberapa peserta lain yang merasa kesulitan untuk mengakses informasi terkait agenda kota.

Dalam postingannya di sini, ia bertanya pada beberapa orang tentang agenda wisata tahunan kabupaten tempat ia tinggal, Barabai. Bahkan, instansi yang ia tanyain belum pernah membuat agenda kota sama sekali. Ironi memang, tapi inilah kenyataannya.

Tapi beruntunglah, Rindang tidak menyerah untuk mendapatkan informasi acara-acara yang ada di Barabai. Saya yakin, kekurangan bagi seorang bloger, pasti bisa dijawab. Persoalannya adalah, mau atau tidak mencari.

...

Minimnya informasi, dan beberapa instansi yang kurang update merupakan sebuah tantangan bagi para bloger mengerjakan tema pekan ini. Sangat sulit, tentu. Tapi tetap bisa dikerjakan.

Saya berharap, masalah ini terkait agenda kota, bisa jadi solusi bagi para bloger yang tinggal di kota mereka agar lebih peduli dan melihat potensi. 

Bloger adalah marketers. Sangat disayangkan jika hanya menjadi penonton di kota sendiri. Boleh saja menulis yang menginspirasi dan memotivasi, atau endorser. Tapi tolong, sedikit peduli dengan kenyataan seperti yang terjadi pada peserta LBI di pekan kesepuluh ini.

Buat yang tinggal di kota besar, memang terasa aman dan nyaman. Sedangkan sebaliknya, ini bisa memberi semangat lebih untuk berkontribusi. Tetap semangat, para bloger Indonesia! 

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh