Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Sangat Penting Menaruh Nomor Kontak di Bio Media Sosial dan Blog


[Artikel 20#, kategori Tips] Lupakan tentang Internet Sehat dan panduannya, karena saya sendiri pernah menjadi duta dan mengkampanyekan Internet Sehat kepada banyak orang. Mari kita bicara tentang pengaruh positif dari menaruh kontak di bio media sosial dan di halaman blog. Alasannya?

Pekan kedua bulan Maret 2017, saya kembali mendapatkan amanah untuk membantu mengumpulkan bloger yang ingin diajak ke sebuah acara. Ini seperti pengulangan cerita sebelumnya saat saya pernah juga diminta mengumpulkan nama bloger saat Presiden ingin bertemu dengan kami, bloger Semarang. Hanya saja kali ini, bukan kopi darat dengan pejabat, tapi sebuah acara yang berhubungan dengan Pariwisata, Kementrian.

Saya senang bisa membantu meski saya tahu bakal ada nama-nama yang tidak saya bawa dan akan kecewa. Jujur, parameter saya memilih adalah konsisten tulisannya di blog, bila ada yang kecewa karena gak diajak dan teriak-teriak dengan label bloger juga, kadang saya memilih diam saja.

Taruh nomor ponselmu di sana

Memang internet bagaikan pisau bermata dua, tapi tidak salah kita memilih sisi yang lebih tajam untuk digunakan. Menaruh nomor ponsel di bio media sosial dan blog memang sangat riskan. Terutama dari orang iseng, atau bahkan mantan yang nggak terima diputusin kemarin.

Tapi di era Smartphone yang punya dual Sim Card, menaruh nomor di bio media sosial atau blog, saya pikir tidak masalah. Yang jadi masalah adalah menaruh nomor ponsel pribadi atau khusus di sana yang seharusnya ada nomor kedua untuk tetap berhubungan, terutama pekerjaan.

Saya sudah hampir 5 tahun menaruh kontak di bio dan selalu dapat banyak pengalaman yang mengejutkan. Apalagi nomor kontak yang saya taruh merupakan nomor utama karena waktu dulu, saya belum memikirkan nomor kedua.

Saya baik-baik saja. Dan saya harap, kamu yang melabelin sebagai bloger tentu juga harus melakukannya. Alasannya, biar saya atau ada orang yang punya kepentingan seperti perusahaan, kementrian, agency, dan sebagainya, mudah menghubungi kamu.

Kan ada email, itu juga sama seperti kontak? Saya tersenyum kecil saat mendapatkan jawaban dari seseorang tentang email ini. Orang-orang yang hidup di era sekarang maunya praktis, dan terkadang ingin cepat tanpa menunggu. Dengan menghubungi email, terkadang malah kamu yang kelamaan balasnya. Apalagi dengan alasan sedang ada kegiatan atau Internetnya sulit.

Taruh nomor ponselmu di bio atau blog sekarang. Siapa tahu saya ingin menghubungi kamu dan menawarkan sesuatu yang tidak diduga-duga. Atau ada orang lain yang levelnya lebih tinggi ingin mengajakmu berkolaborasi.

Kalau kamu takut, taruh nomor yang bukan nomor utama. Saya yakin, Smartphonemu sekarang sudah memiliki dual sim Card. Atau bahkan gadgetmu yang kamu bawa-bawa malah lebih dari satu. 

Kalau ada nomor Whatsapp, itu lebih bagus lagi. Karena pengalaman beberapa kali, kontak saya yang dihubungi biasanya akan berakhir dengan percakapan di sana. Dari proses nego, kirim file hingga deal yang lain.

...

Postingan ini ditujukan kepada mereka yang berdikasi pada pekerjaan di era media sosial sekarang, seperti bloger. Jadi kalau kamu yang baca belum berada di sana, sebaiknya jangan. Apalagi kamu perempuan muda atau anak Sekolah yang masih ingin menikmati hidup apa adanya.

Sangat riskan menaruh nomor pribadimu di media sosial. Banyak hal negatif yang bakal mengikutimu, apalagi kamu cantik dan menarik dari segi kejahatan. Ya, saya pikir jangan dulu.

Lalu, mengapa saya menyarankan lain tentang menaruh nomor ponsel di bio? Ini ditujukan kepada pekerja kreatif seperti bloger atau mereka yang siap diendorse. Mereka butuh tahu bahwa kebanyakan yang dicari ingin serba cepat. Jangan sampai gagal dikesan pertama saat ada orang yang menghubungi kamu, kamunya susah dihubungi.

Menghubungi kamu lewat media sosial seperti Twitter terkadang sangat lambat, apalagi kamu sedang tidur siang. Karena Twitter, tidak ada notifikasi semacam dering yang ada di ponsel. Kamu nggak bakal balas cepat.

Sekarang silahkan kamu pikirkan tentang menambah nomor ponsel kamu di media sosial dan blog, apakah kamu bersedia atau tidak. Ada 2 sisi, negatif dan positif seperti yang saya kasih tahu sebelumnya yang bakal mengikuti keputusanmu. Kalau kamu percaya baik-baik saja, maka kamu akan menaruhnya. Bila tidak dan ragu-ragu, sebaiknya jangan.

Komentar

  1. Ih paragraf kedua sebelum terakhir nyindir amat ih -__________-
    Begini, masalahnya nomor WA saya itu nomor pribadi, dan akhir2 ini jadi nomor kerjaan juga. Jadi ya gimana -_-

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yang nyindir kamu, siapa coba.
      Itu banyak yang seperti itu.
      Mungkin km salah satunya
      hahaha

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh