Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Kehilangan Momentum di Awal Tahun 2018


[Artikel 8#, kategori keluarga] Selama ini selalu khawatir setiap keluarga datang akan berpengaruh pada lingkungan pekerjaan. Dan benar saja, saya sudah kehilangan momentum itu. Aktivitas dotsemarang banyak terganggu. Kadang dilema antara mementingkan keluarga atau kepentingan bersenang-senang dalam bekerja.

Perasaan bersalah harus saya alami di awal tahun ketika semangat yang sudah dibangun kandas begitu saja. Mau begini, takut jadinya. Mau begitu, ntar salah jadinya. Dan semua rasa bersalah itu menumpuk menjadi beban yang berdampak dotsemarang belum ada aktivitas hari ini.

Pengalaman sebenarnya banyak mengajari saya untuk lebih luwes terhadap situasi yang datang seperti ini. Hanya saja, kadang semua diluar perkiraan. Sebel, hanya bisa menggerutu dalam pikiran.

Keluarga datang sebenarnya bukanlah hal negatif. Mereka banyak membawa hal positif dan kebahagian yang selama ini tertahan saat fokus pada pekerjaan. Mereka bak sinar matahari ditengah kegelapan bagi kami yang masih bertahan di Semarang.

Kini mereka sudah kembali pulang ke Ibu kota Kalimantan Timur. Sudah seharusnya saya memperbaiki keadaan agar tidak berlarut - larut berantakan. Saya harus lebih semangat lagi untuk dotsemarang. 

Saya harus lebih bijaksana lagi untuk mengalami hal yang sama berikutnya. Dan saya masih ingin belajar menjadi orang baik, tentunya.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh