Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s...

Berinvestasi Pada Action Camera


[Artikel 40#, kategori catatan] Meski tak masuk dalam daftar resolusi tahun 2018, saya tetap meminangnnya dengan mahar 1 jutaan di awal tahun. Saya pikir ini semacam investasi untuk mendukung aktivitas blogging. 

Asyik punya action cam, meski sangat terlambat sekali. Tak apa lah, namanya juga baru punya duit. Saya bukan orang yang pandai mengeluarkan duit begitu besar untuk sesuatu. Karena ini berpikir untuk investasi, saya tak masalah.

Action cam yang saya beli ini termasuk yang murah meriah dan banyak dipasaran ketimbang action cam punya orang rumah yang harganya bisa sampai 5 jutaan. 

Selain menjadi barang investasi, dengan kamera mungil ini saat sedang hadir di sebuah acara, kamera ini sangat berguna untuk visual yang lebih luas.

Visual atau tampilan yang luas ini sangat berguna saat sedang live event via media sosial. Saya pikir, tak banyak bloger di Semarang yang memanfaatkannya. Rata-rata mereka menggenggam kamera profesional semua.

Bukan produk endorse

Ini adalah satu-satunya barang yang benar-benar saya miliki dari kantong sendiri tahun ini. Saya tidak tahu sejak kapan branding bloger yang saya bangun sangat melekat dengan produk dari ASUS, khususnya Smartphone.

Saya sempat tidak enak untuk beberapa kesempatan bila bertemu bloger lain yang selalu menyindir saya selalu dapat produk dari ASUS. Padahal hidup bloger lain tak pernah saya urusin, kenapa jadi saya yang diurus.

Saya jadi nggak enak sendiri, antara mau kelihatan punya gambar bagus dari Smartphone saat acara untuk dimasukin dalam blog atau malah terlihat pamer dengan produk-produk ASUS.

Nah sekarang, saya punya gadget sendiri yang sepertinya saya tak perlu khawatir lagi. Saya harap mereka tidak bicara lagi tentang enaknya jadi bloger ASUS.

Review Action Camera

Kali ini saya tidak ingin buru-buru membawa produk ini ke dalam blog saya. Lebih baik saya menaruhnya di blog dotsemarang agar punya dampak yang lebih besar buat blog tersebut.

Kalau saran saya bila ingin mencari kamera seperti ini, tentukan tujuannya mau dibuat apa? Jangan terlena dengan harga murah, tapi fungsinya apa.

Karena action camera merupakan produk yang dibuat untuk di luar ruangan dan konsen pada video, maka pikirkan apa yang diinginkan. 

Saya ingin memanfaatkan lebih banyak gambar bukan video pada action camera ini. Sayang, ini salah. Foto yang dihasilkan dengan 16MP memang ukurannya besar. Namun saat dimasukkan ke Instagram, hasilnya kurang memuaskan seperti hasil kamera Zenfone.

...

Sebuah investasi kecil-kecilan coba saya lakukan untuk menunjang aktivitas blogging saya. Tidak mudah sebenarnya, tapi harus percaya diri dan harus dilakukan.

Melakukan sesuatu yang diyakini, cobalah jangan setengah-setengah atau langsung ditinggali. Berkorban, tentu saja selalu ada. Ditunggu reviewnya di blog dotsemarang.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Istilah Jam Kerja Hotel; Split atau Double Shift

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh