Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Selamat Tahun Baru 2018


[Artikel 39#, kategori catatan] Tadi sebelum judulnya 'Selamat Tahun Baru 2018', saya mau pake 'Halo 2018'. Biar beda dengan tahun sebelumnya. Namun saat membaca setahun lalu, sepertinya saya harus pakai judul ini kembali. Tidak ada yang berbeda rupanya perayaan tahun baru awal tahun ini. Dan ini salah satu alasannya.

Menurut catatan saya di tahun 2017, saya sudah menghabiskan malam tahun baru 3 kali di rumah. Dan tahun ini, saya kembali menghabiskan malam tahun baru di rumah. Ini berarti tahun keempat saya menghabiskan malam tahun baru di rumah saja.

Cuaca malam tahun baru lumayan cerah, meski sempat gerimis dari siang harinya. Tidak ada orang di rumah sama sekali. Semua sedang berada di Jogja, menghabiskan tahun baru dengan suasana yang berbeda.

Entahlah, mengapa saya tidak tertarik untuk pergi  ikut dengan mereka. Apalagi ada pak Jokowi yang rupanya ada di Jogja juga setelah menonton Youtube.

Selamat tahun baru saja

Jam 11 malam saya terbangun, setelah memutuskan tidur di awal seperti biasanya. Tidak ada yang menarik dari hidup saya. Saya akui itu.

Dalam keadaan sepi, jam 12 malam tepat, saya pergi ke atas dan melihat bagaimana kembang api silih berganti menerangi langit ibukota Jawa Tengah ini.

Kesunyian yang saya alami berubah menjadi suara musik yang tak beraturan dan aneh di telinga. Entahlah mengapa saya menyebutnya seperti suara musik, padahal itu seperti suara gemuruh yang menakutkan.

Selamat tahun baru saja kalau begitu.
Setelah puas dengan melihat kembang api, saya kembali ke kamar dan membuat konten untuk media sosial dotsemarang, yang tentunya ucapan selamat datang tahun 2018.

Satu harapan saya tahun baru ini adalah terus menjadi lebih baik. Saya kira semua orang menginginkan yang sama. Begitulah saya, yang memang juga bagian dari manusia.


..

Malam tahun baru ini saya anggap sebagai waktu liburan saya setelah sehari sebelumnya mengikuti acara Kementrian Perhubungan di Lawang Sewu hingga jam 11 malam kurang. Tubuh tidak bisa dibohongi, sedangkan usia bisa dikelabui.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

Mengenal Istilah Jam Kerja Hotel; Split atau Double Shift