Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Selamat Tahun Baru 2018


[Artikel 39#, kategori catatan] Tadi sebelum judulnya 'Selamat Tahun Baru 2018', saya mau pake 'Halo 2018'. Biar beda dengan tahun sebelumnya. Namun saat membaca setahun lalu, sepertinya saya harus pakai judul ini kembali. Tidak ada yang berbeda rupanya perayaan tahun baru awal tahun ini. Dan ini salah satu alasannya.

Menurut catatan saya di tahun 2017, saya sudah menghabiskan malam tahun baru 3 kali di rumah. Dan tahun ini, saya kembali menghabiskan malam tahun baru di rumah. Ini berarti tahun keempat saya menghabiskan malam tahun baru di rumah saja.

Cuaca malam tahun baru lumayan cerah, meski sempat gerimis dari siang harinya. Tidak ada orang di rumah sama sekali. Semua sedang berada di Jogja, menghabiskan tahun baru dengan suasana yang berbeda.

Entahlah, mengapa saya tidak tertarik untuk pergi  ikut dengan mereka. Apalagi ada pak Jokowi yang rupanya ada di Jogja juga setelah menonton Youtube.

Selamat tahun baru saja

Jam 11 malam saya terbangun, setelah memutuskan tidur di awal seperti biasanya. Tidak ada yang menarik dari hidup saya. Saya akui itu.

Dalam keadaan sepi, jam 12 malam tepat, saya pergi ke atas dan melihat bagaimana kembang api silih berganti menerangi langit ibukota Jawa Tengah ini.

Kesunyian yang saya alami berubah menjadi suara musik yang tak beraturan dan aneh di telinga. Entahlah mengapa saya menyebutnya seperti suara musik, padahal itu seperti suara gemuruh yang menakutkan.

Selamat tahun baru saja kalau begitu.
Setelah puas dengan melihat kembang api, saya kembali ke kamar dan membuat konten untuk media sosial dotsemarang, yang tentunya ucapan selamat datang tahun 2018.

Satu harapan saya tahun baru ini adalah terus menjadi lebih baik. Saya kira semua orang menginginkan yang sama. Begitulah saya, yang memang juga bagian dari manusia.


..

Malam tahun baru ini saya anggap sebagai waktu liburan saya setelah sehari sebelumnya mengikuti acara Kementrian Perhubungan di Lawang Sewu hingga jam 11 malam kurang. Tubuh tidak bisa dibohongi, sedangkan usia bisa dikelabui.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh