Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

[Dibalik Layar] Kegiatan Dinas Kesehatan Kota Semarang di Bandungan

[Artikel 12#, kategori Dibalik Layar] Ketika mendapat kesempatan bisa mengikuti kegiatan Dinas Kesehatan Kota Semarang di Bandungan bulan Oktober, saya tak ambil pusing bagaimana perjalanannya ke sana. Selama saya bisa dan waktu tersedia untuk ikutan, saya langsung ambil. Keputusan tersebut seketika mengeluarkan ide untuk menggunakan transportasi umum semacam Bus Trans dan ojek online (ojol).

Satu hari berselang sebelum esoknya pergi, saya dan lainnya yang kebanyakan awak media (wartawan), datang ke Puskesmas Pandanaran yang bangunannya jadi satu dengan Dinas Kesehatan Kota.

Di sana, kita akan Rapid Test. Itu adalah syarat untuk mengikuti kegiatan yang berlangsung selama 2 hari, 16-17 Oktober 2020 di Hotel Griya Persada Bandungan. Ternyata blogernya selain saya, ada satu orang lagi. Hanya ada 2 orang saja rupanya yang berpartisipasi.

Syukurlah ada tumpangan

Saya benar-benar bersyukur, langkah mengikuti kegiatan DinKes Kota Semarang sangat baik. Pemilik website Semarang yang sangat populer di mesin pencari mengajak bareng saja ketimbang saya naik bus dan ojol nantinya setelah saya bercerita kepadanya.

Tentu kesempatan tersebut tidak saya sia-siakan. Saya sangat berterima kasih sekali kepada dia yang mau mengajak. Saya tidak tahu apa yang terjadi pada saya esok hari bila tidak diajak. Mungkin sangat kerja keras dari biasanya yang hanya bersepeda sehari-hari.

Sepertinya tidak ada Ojol

Entah apakah ini hanya perasaan saya saja. Dari awal berangkat dan pulang, tidak menemukan sama sekali Ojek Online yang biasanya mudah dikenali dengan warna hijaunya selama perjalanan ke arah Bandungan dari titik awal pintu masuk Bandungan. Termasuk balik pulangnya.

Ini benar-benar mencemaskan andai saja saya tidak ada yang mengajak bareng perginya. Pengalaman pertama yang bakal membuat menderita tapi terkadang membawa banyak konten. Saya pikir akan mendapatkan hal tersebut (konten).

Mungkin saja ada, bila mau pesan dengan harga yang terbilang mahal. Semisal dari Semarang menuju Bandungan. Tapi, saya bukan tipe orang yang menghabiskan sebanyak itu dalam dompet. 

...

Saya tiba di hotel Griya Persada Bandungan dengan aman sentosa dan langsung menuju ruangan acara. Masih sepi, sambil melirik Kepala Dinas yang sudah berada di depan sambil berlaptop ria. Perlahan-lahan orang-orang mulai berdatangan.

Meski kali ini tidak banyak pengalaman yang ditorehkan, saya tetap bersyukur bahwa ada orang baik yang masih peduli dengan saya. Saya harap dia mendapatkan banyak balasan untuk kebaikannya. Sehat terus, mas. Amin.

Kecemasan terhadap koronavirus memang sejatinya juga menakutkan, tapi saya malah cemas nggak dapat ojol. Piye, sih!

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh