Catatan
600 Ribu, Harga Ganti Layar Laptop Axioo Pico
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
[Artikel 21#, kategori Teknologi] Semenjak kedatangan laptop ASUS bulan Februari tahun ini, saya mengabaikan laptop yang sudah menemani lebih dari 5 tahun. Keberadaannya begitu penting buat perjalanan karir saya sebagai bloger. Namun saat mencoba kembali menyalakannya kembali, layarnya sudah bermasalah.
Awal bulan Oktober, hampir 10 bulan saya mengabaikan, saya kembali bertemu dengannya. Ia (laptop) tersimpan dengan rapi sebenarnya di dalam tas. Tak pernah terpikirkan bagaimana perasaannya andai ia adalah makhluk hidup. Ya, saya salah. Terlena dengan yang baru.
Sempat tidak menampilkan informasi saat tombol powernya saya nyalain. Blank hitam, tapi mesin terus berbunyi dan berjalan. Apa yang terjadi? Begitu marahkah dia?
Karena dirasa sudah rusak, terutama sisi layar yang tidak menyala, saya membawanya ke tempat service dekat rumah. Saya berharap kerusakannya tidak parah, biar uang yang saya keluarkan juga tidak banyak.
Ketika si mbak service menyalakan laptop yang berkemampuan pentium 3 ini, ternyata layar laptop-nya nyala. Saya sontak terkejut karena saat di rumah, ia hanya berwarna hitam. Perasaan saya senang tentunya.
Namun, kesenangan itu juga harus dikerucut. Meski layar menyala, warnanya tidak seperti semula. Ada warna putih di sekitar tengah bila dinyalakan dengan mode layar hitam.
Sebaliknya, saat berhasil login dengan tampilan windows, warna putih tersebut tersamarkan. Setidaknya aman untuk digunakan.
600 Ribu
Saya coba bertanya sama si mbak service, layar laptop ini bila diganti, berapa biayanya? Si mbaknya langsung menghubungi temannya, mungkin cabang lain dari toko ini.
600 ribu katanya. Plus install ulang nanti.
Saya benar-benar terkejut. Karena saya tak pernah berharap akan memiliki pengeluaran sebesar itu. Lawong pengeluaran sehari-hari saja masih sempat ngutang, dan pendapatan seperti turun hujan yang sesekali terang. Ini gimana ceritanya.
Kami mengobrol panjang lebar sampai-sampai saya bercerita tentang pekerjaan saya sebagai blogger. Laptop sangat penting buat saya.
Dan terpaksa, saya membatalkan dulu. Lagian laptop yang saya gunakan juga sudah uzur, barangnya yang mau diganti juga masih dicari.
Lemot poll!
Setelah sampai di rumah, saya kembali menyalakan. Untunglah bisa menyala. Saya rindu membuka laptop ini yang masih banyak menyimpan file-file penting.
Perlahan, saya menggerakkan kursor. Sedikit pelan. Saya mulai khawatir dan benar saja, semua aktivitas di sana sangat lambat. Untuk digunakan, sepertinya sulit. Kecuali, kepepet.
Ah sudahlah, nasib saya dan dosa saya mengabaikannya. Yang jadi pertanyaan sekarang, bagaimana nasib saya kemudian setelah nanti laptop ASUS kembali ke Jakarta? Saya benar-benar takut untuk berpisah dengan yang sekarang (laptop).
...
Sebelum laptop Axioo ini jadi senjata yang menemani, saya menggunakan laptop Sony VAIO. Beda nasibnya, tapi masalahnya sama. Itu laptop sebenarnya punya si pemilik rumah, tapi karena keseringan lalu rusak, sekarang malah tidak digunakan.
Semakin mahal dan jadul perangkatnya, harga perbaikan semakin mahal. Apalagi di luar garansi resmi, udah deh. Kalau belum punya uang, bakal sulit diperbaiki.
Artikel terkait :
Komentar
Posting Komentar