Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Akhirnya Datang Juga Surat Google Adsen

[Artikel 130#, kategori dotsemarang] Semenjak ngobrol dengan rekan-rekan bloger pada saat acara famtrip bareng Dinas Pariwisata Kabupaten Semarang, saya benar-benar masih polos tentang adsen. Namun pesan mereka tentang surat yang nanti bila tidak sampai rumah, saya disuruh samperin ke kantor pos. Biasanya masih ada di sana.

Jumat siang (23/10), saya bergegas menuju kantor Pos Johar. Katanya di sini kantor Pos pusat. Tujuannya jelas, saya ingin mengambil surat dari Google yang berisi PIN untuk memverifikasi Adsen.

Sial, saya disuruh pergi ke kantor Pos Erlangga. Katanya urusan seperti itu, adanya di sana. Bergegaslah saya pergi, menantang matahari lewat pedal sepeda. Ada harapan bisa salat Jumat, tapi ternyata.

Sesampainya di kantor Pos Erlangga, saya diarahkan untuk bertemu orang yang berada di lantai 2. Bagian dalam kantor, bukan bagian pelayanan. Ternyata memang sudah waktunya Jumatan, orang yang saya cari hanya bisa ditemui setelah Jumatan.

Antara berjuang atau bersikap sabar, saya hari ini sudah kehilangan niat Jumatan juga. Terpaksalah saya menunggu 1 jam di luar kantor Pos. Satu demi satu, orang-orang masih berdatangan. Padahal pagar sudah ditutup karena pada istirahat Jumatan.

Beberapa hari kemudian

Waktu yang ditunggu sudah tiba. Saya bergegas menuju tempat orang yang diberitahu sebelumnya. Sesampai di sana, si bapak sepertinya paham hal begituan. Bahkan sempat memancing saya tentang penghasilan dari google. 

'Saya bukan Youtuber, tapi blogger', kata saya menjawab pertanyaan si bapak.

Sepertinya kebanyakan yang datang ke sini mengambil adsen adalah Youtuber. Jarang sekali bloger. Atau baru saya saja yang datang karena terlalu lama menunggu surat google datang ke rumah.

Beberapa hari kemudian, ketika saya melupakan sejenak, mendadak surat itu datang dengan sendirinya. Saya benar-benar berharap, dan surat itu kini ada di dalam genggaman saya hari itu.

Langkah awal

Semenjak blog dotsemarang berhasil mendapatkan verifikasi google adsense bulan Agustus, kedatangan surat di bulan Oktober merupakan langkah awal saja. Melihat statistik, meski sudah menjadi anggota google adsen, tidak mudah mengumpulkan rupiah rupanya.

Saya ingat teman saya berkata bahwa bisa-bisa dalam 1 tahun hanya 2 kali gajian. Itu artinya untuk mencairkan rupiah dari penghasilan iklan yang ditaruh di blog sangat sulit. Kecuali memang situsnya sangat berbobot. Saya memikirkan website komik yang punya ribuan pengunjung tiap hari. Dotsemarang? Ah..lupakan.

...

Saya senang bahwa blog dotsemarang sudah bisa terlihat iklan. Harapan yang menginginkan pendapatan dari blog sudah tercapai. Sekarang, bagaimana menjaga harapan tersebut ketika semua yang dipikirkan tidak sesuai kenyataan.

Semoga saja ada keajaiban seperti di bulan Agustus ketika Google berbenah. Tidak mudah mendapatkan verifikasi google, saya mengalaminya dengan sejumlah blog lainnya yang saya kelola. Beruntung untuk dotsemarang seharusnya.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh