Catatan

Pria (Tidak) Percaya Diri

Gambar
Sesulit itukah menjadi pria yang memasuki kepala 40 yang sebentar lagi? Meski masih ada beberapa tahun tersisa, bukankah masih ada harapan? Ayolah, bisa bisa. Yuk, mari mulai kisah baru lagi. Apa kabarmu hari ini? Semoga baik-baik saja. Terkadang ingin mengatakannya seperti itu karena fisik memang baik-baik saja. Namun, sisi mental ternyata tidak baik-baik saja. Banyak persoalan yang dulunya dianggap sepele, sekarang terasa berat jika dipikirkan. Tidak percaya diri Tak banyak hal yang bisa saya ceritakan di-usia 36 tahun . Apakah tidak mengasyikkan atau hanya kedatangan penyakit malas untuk menulis? Rasa percaya diri saya seperti menghilang. Terutama soal hubungan dan pertemanan. Ketika orang terdekat saja bisa menyakiti, bagaimana dengan dua hal tersebut (hubungan dan pertemanan). Di usia 36 tahun, saya tertampar oleh kenyataan yang saya pikir sudah berjalan semestinya. Benteng terakhir saya, keluarga , sangat tidak masuk akal. Jika mereka saja bisa berbuat begitu, lantas apa yang mau

Halo Oktober 2020


[Artikel 81#, kategori catatan] Akhir bulan September terasa panjang kali ini. Dan juga, sangat melelahkan. Lagi-lagi kedewasaan umur diuji, milih menyerah dan ikhlas. Atau berusaha dengan keras yang hasilnya juga sia-sia. Tidak ada yang baik untuk dipiih.

Awal bulan Oktober saya dihadapkan dengan sebuah dilema. Satu sisi ingin bekerja seperti biasanya, kebenaran ada staycation di hotel. Dan satu lagi memikirkannya yang membuat jarum jam terasa lambat.

Famtrip Dinas Pariwisata Kabupaten Semarang

Saya sangat senang kembali terlibat kegiatan semacam ini di ujung akhir bulan September, tepatnya tanggal 29 September. Kali ini rombongan bloger tidak sendiri, ada rekan media yang mengikuti.

Famtrip kali ini penuh ke hati-hatian, terutama konten yang bakal dibagikan. Pandemi tidak bisa dianggap remeh meski protokol kesehatan tetap dijalankan.

Saya bersyukur bahwa saya baik-baik saja hari ini. Namun yang tidak baik adalah feedback yang tidak dapat dinikmati. Amplop putih yang didapat, habis sekali pakai untuk pulang dari Ungaran sampai rumah.

Tapi, saya mengikuti kegiatan seperti ini bukanlah mengejar materi. Pengalaman menjelajah, melihat dengan mata sendiri, dan mengemasnya nanti menjadi konten. Itu yang utama.

Putus yang entah ke berapa?

Saya pikir kebahagiaan yang saya tularkan selama kegiatan famtrip akan berimbas dengan moodnya. Nyatanya saya seperti tersambar gledek di tengah siang bolong.

Hari yang begitu panjang untuk membuatnya kembali sadar. Saya tetap tidak bisa berbuat apa-apa meski kami sudah merayakan 7 bulan dengan rasa bahagia.

Saya benar-benar ikhlas bila ia pergi saat itu. Kebahagiaannya lebih penting dan perjalanannya masih panjang, pikir saya ngedrama keadaan.

Tidak enak diputuskan hanya lewat pesan tanpa tatap muka. Saya seperti dejavu kembali ke masa lalu. Saya tidak mengerti mengapa situasinya sama.

Namun ketika sudah merelakan ia sendiri, dia malah datang dengan kekacauan yang sengaja dibuat. Kami tertawa, dan ia benar-benar puas karenanya. Syukurlah, perjalanan kami belum berakhir kali ini.

...

Selamat datang bulan Oktober kali ini yang sudah memberi kejutan. Pertengahan bulan, kegiatan saya bakal lebih seru. Semoga saja saya dapat memaksimalkannya.

Namun disamping itu, ada peristiwa yang juga penting. Saya harap pandemi lekas berlalu. Agar saya tidak selalu waswas. Semoga kami semua bahagia, selalu diberi kesehatan dan keselamatan.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Crowned Clown, Drama Korea Kerajaan yang Bercerita Raja yang Bertukar Karena Wajah Kembar

Kembali ke Jogja: Pulang

Mengenal Istilah Jam Kerja Hotel; Split atau Double Shift