Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Halo Oktober 2020


[Artikel 81#, kategori catatan] Akhir bulan September terasa panjang kali ini. Dan juga, sangat melelahkan. Lagi-lagi kedewasaan umur diuji, milih menyerah dan ikhlas. Atau berusaha dengan keras yang hasilnya juga sia-sia. Tidak ada yang baik untuk dipiih.

Awal bulan Oktober saya dihadapkan dengan sebuah dilema. Satu sisi ingin bekerja seperti biasanya, kebenaran ada staycation di hotel. Dan satu lagi memikirkannya yang membuat jarum jam terasa lambat.

Famtrip Dinas Pariwisata Kabupaten Semarang

Saya sangat senang kembali terlibat kegiatan semacam ini di ujung akhir bulan September, tepatnya tanggal 29 September. Kali ini rombongan bloger tidak sendiri, ada rekan media yang mengikuti.

Famtrip kali ini penuh ke hati-hatian, terutama konten yang bakal dibagikan. Pandemi tidak bisa dianggap remeh meski protokol kesehatan tetap dijalankan.

Saya bersyukur bahwa saya baik-baik saja hari ini. Namun yang tidak baik adalah feedback yang tidak dapat dinikmati. Amplop putih yang didapat, habis sekali pakai untuk pulang dari Ungaran sampai rumah.

Tapi, saya mengikuti kegiatan seperti ini bukanlah mengejar materi. Pengalaman menjelajah, melihat dengan mata sendiri, dan mengemasnya nanti menjadi konten. Itu yang utama.

Putus yang entah ke berapa?

Saya pikir kebahagiaan yang saya tularkan selama kegiatan famtrip akan berimbas dengan moodnya. Nyatanya saya seperti tersambar gledek di tengah siang bolong.

Hari yang begitu panjang untuk membuatnya kembali sadar. Saya tetap tidak bisa berbuat apa-apa meski kami sudah merayakan 7 bulan dengan rasa bahagia.

Saya benar-benar ikhlas bila ia pergi saat itu. Kebahagiaannya lebih penting dan perjalanannya masih panjang, pikir saya ngedrama keadaan.

Tidak enak diputuskan hanya lewat pesan tanpa tatap muka. Saya seperti dejavu kembali ke masa lalu. Saya tidak mengerti mengapa situasinya sama.

Namun ketika sudah merelakan ia sendiri, dia malah datang dengan kekacauan yang sengaja dibuat. Kami tertawa, dan ia benar-benar puas karenanya. Syukurlah, perjalanan kami belum berakhir kali ini.

...

Selamat datang bulan Oktober kali ini yang sudah memberi kejutan. Pertengahan bulan, kegiatan saya bakal lebih seru. Semoga saja saya dapat memaksimalkannya.

Namun disamping itu, ada peristiwa yang juga penting. Saya harap pandemi lekas berlalu. Agar saya tidak selalu waswas. Semoga kami semua bahagia, selalu diberi kesehatan dan keselamatan.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh