Catatan

Pria (Tidak) Percaya Diri

Gambar
Sesulit itukah menjadi pria yang memasuki kepala 40 yang sebentar lagi? Meski masih ada beberapa tahun tersisa, bukankah masih ada harapan? Ayolah, bisa bisa. Yuk, mari mulai kisah baru lagi. Apa kabarmu hari ini? Semoga baik-baik saja. Terkadang ingin mengatakannya seperti itu karena fisik memang baik-baik saja. Namun, sisi mental ternyata tidak baik-baik saja. Banyak persoalan yang dulunya dianggap sepele, sekarang terasa berat jika dipikirkan. Tidak percaya diri Tak banyak hal yang bisa saya ceritakan di-usia 36 tahun . Apakah tidak mengasyikkan atau hanya kedatangan penyakit malas untuk menulis? Rasa percaya diri saya seperti menghilang. Terutama soal hubungan dan pertemanan. Ketika orang terdekat saja bisa menyakiti, bagaimana dengan dua hal tersebut (hubungan dan pertemanan). Di usia 36 tahun, saya tertampar oleh kenyataan yang saya pikir sudah berjalan semestinya. Benteng terakhir saya, keluarga , sangat tidak masuk akal. Jika mereka saja bisa berbuat begitu, lantas apa yang mau

Bertahan Sampai 10 Bulan

[Artikel 54#, kategori Cinta] Seharusnya malam ini (23/12), kami merayakan 10 bulan hubungan kami. Banyak ucapan dan rasa syukur karena bisa bertahan, terlebih saat pandemi sekarang. Pencapaian luar biasa melewati banyak drama tahun ini. Dari tangis, tawa dan bagaimana saya dapat bertahan setelah berkali-kali ditinggalkan.

Di malam yang diselimuti kesunyian, kami berpesta kecil. Mengambil beberapa barang seperti bantal dan tikar yang diatasnya diberi hambal. Makanan dan minuman juga sudah dipersiapkan. Ide untuk menikmati malam di atas atap adalah keinginan yang ingin saya lakukan bersama pasangan.

Namun saat melakukan persiapan, saya menjatuhkan gelas minuman. Ah... Sial kata saya dan buru-buru menggantinya dengan yang baru.

Kami bicara tidak hanya lewat kata-kata, tapi juga bahasa tubuh karena momennya cocok malam itu. Akhirnya penantian 6 bulan yang dipisahkan jarak dan waktu, kini bisa bersama lagi. Tangan yang lembut itu terasa hangat. Melihat wajahnya, sungguh malam ini adalah malam terindah saya sebagai pria.

Mungkin saya akan menangis bila saya ingat betul tiap kami sering melakukan video call. Saya tidak menyangka wanita saya sekarang ada di depan mata.

Selamat 10 bulan, sayang.

Maaf hanya bisa melakukan ini. Priamu tidak pandai mengatur suasana romantis layaknya film drama Korea. Hanya lilin kecil yang diambil dari sisa pesta sebelumnya yang  pernah dipakai.

Aku sangat mencintamui, terlepas perbedaan kita tentang keyakinan. Aku tahu kamu butuh kepastian tentang masa depan, aku akan berusaha dan menemanimu sampai kapanpun.

Bertahan hanya sampai sini

Maaf-maaf, cerita ini hanyalah imajinasi saja. Kami sudah putus di bulan ke-8 sebenarnya. Tahun ini rasanya saya sangat bucin. Apa yang dilakukannya, benar-benar luar biasa.

Sepertinya, ini adalah tulisan terakhir perayaan yang saya rayakan sendiri tahun ini. Saya terus berusaha mengajaknya balikan hingga 2 bulan terakhir, tapi upanya masih kurang besar.

Bahkan, saya sudah menanggalkan harga diri demi dapat balikan. Namun tetap saja, cinta tanpa dua orang saling suka, bukan cinta namanya. Hanya obsesi dari rasa penasaran.

Saya harus benar-benar mundur kali ini. Tangisan yang menemani halaman ini sudah cukup. Saya harus mulai mengkoreksi diri, kenapa saya tidak sempurna sebagai pria dimatanya. Apakah saya terlalu tua, soal keyakinan atau tidak kaya?

Terima kasih tahun 2020, 
Meski kita tidak lagi bersama, saya harap Tuhan memberi saya banyak cerita lagi. Entah apakah kembali bersamanya, atau yang lain.

Semangat buat saya tahun depan.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Crowned Clown, Drama Korea Kerajaan yang Bercerita Raja yang Bertukar Karena Wajah Kembar

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

Halo, Mei 2024