Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Bertahan Sampai 10 Bulan

[Artikel 54#, kategori Cinta] Seharusnya malam ini (23/12), kami merayakan 10 bulan hubungan kami. Banyak ucapan dan rasa syukur karena bisa bertahan, terlebih saat pandemi sekarang. Pencapaian luar biasa melewati banyak drama tahun ini. Dari tangis, tawa dan bagaimana saya dapat bertahan setelah berkali-kali ditinggalkan.

Di malam yang diselimuti kesunyian, kami berpesta kecil. Mengambil beberapa barang seperti bantal dan tikar yang diatasnya diberi hambal. Makanan dan minuman juga sudah dipersiapkan. Ide untuk menikmati malam di atas atap adalah keinginan yang ingin saya lakukan bersama pasangan.

Namun saat melakukan persiapan, saya menjatuhkan gelas minuman. Ah... Sial kata saya dan buru-buru menggantinya dengan yang baru.

Kami bicara tidak hanya lewat kata-kata, tapi juga bahasa tubuh karena momennya cocok malam itu. Akhirnya penantian 6 bulan yang dipisahkan jarak dan waktu, kini bisa bersama lagi. Tangan yang lembut itu terasa hangat. Melihat wajahnya, sungguh malam ini adalah malam terindah saya sebagai pria.

Mungkin saya akan menangis bila saya ingat betul tiap kami sering melakukan video call. Saya tidak menyangka wanita saya sekarang ada di depan mata.

Selamat 10 bulan, sayang.

Maaf hanya bisa melakukan ini. Priamu tidak pandai mengatur suasana romantis layaknya film drama Korea. Hanya lilin kecil yang diambil dari sisa pesta sebelumnya yang  pernah dipakai.

Aku sangat mencintamui, terlepas perbedaan kita tentang keyakinan. Aku tahu kamu butuh kepastian tentang masa depan, aku akan berusaha dan menemanimu sampai kapanpun.

Bertahan hanya sampai sini

Maaf-maaf, cerita ini hanyalah imajinasi saja. Kami sudah putus di bulan ke-8 sebenarnya. Tahun ini rasanya saya sangat bucin. Apa yang dilakukannya, benar-benar luar biasa.

Sepertinya, ini adalah tulisan terakhir perayaan yang saya rayakan sendiri tahun ini. Saya terus berusaha mengajaknya balikan hingga 2 bulan terakhir, tapi upanya masih kurang besar.

Bahkan, saya sudah menanggalkan harga diri demi dapat balikan. Namun tetap saja, cinta tanpa dua orang saling suka, bukan cinta namanya. Hanya obsesi dari rasa penasaran.

Saya harus benar-benar mundur kali ini. Tangisan yang menemani halaman ini sudah cukup. Saya harus mulai mengkoreksi diri, kenapa saya tidak sempurna sebagai pria dimatanya. Apakah saya terlalu tua, soal keyakinan atau tidak kaya?

Terima kasih tahun 2020, 
Meski kita tidak lagi bersama, saya harap Tuhan memberi saya banyak cerita lagi. Entah apakah kembali bersamanya, atau yang lain.

Semangat buat saya tahun depan.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh