Catatan

Pria (Tidak) Percaya Diri

Gambar
Sesulit itukah menjadi pria yang memasuki kepala 40 yang sebentar lagi? Meski masih ada beberapa tahun tersisa, bukankah masih ada harapan? Ayolah, bisa bisa. Yuk, mari mulai kisah baru lagi. Apa kabarmu hari ini? Semoga baik-baik saja. Terkadang ingin mengatakannya seperti itu karena fisik memang baik-baik saja. Namun, sisi mental ternyata tidak baik-baik saja. Banyak persoalan yang dulunya dianggap sepele, sekarang terasa berat jika dipikirkan. Tidak percaya diri Tak banyak hal yang bisa saya ceritakan di-usia 36 tahun . Apakah tidak mengasyikkan atau hanya kedatangan penyakit malas untuk menulis? Rasa percaya diri saya seperti menghilang. Terutama soal hubungan dan pertemanan. Ketika orang terdekat saja bisa menyakiti, bagaimana dengan dua hal tersebut (hubungan dan pertemanan). Di usia 36 tahun, saya tertampar oleh kenyataan yang saya pikir sudah berjalan semestinya. Benteng terakhir saya, keluarga , sangat tidak masuk akal. Jika mereka saja bisa berbuat begitu, lantas apa yang mau

Ngutang Iuran Futsal

[Artikel 58#, kategori futsal] Setelah satu pekan terlewati, saya akhirnya kembali. Ya, futsal tiap kamis malam. Sayangnya, saya terpaksa ngutang iuran dulu sama teman yang awal mula mengajak saya ke tempat baru. Sungguh, saya tidak mengira harus melakukan ini demi futsal.

Seperti biasa menuju lokasi futsal dengan bersepeda. Malam ini (3/12), saya lebih percaya diri. Jaket yang saya kenakan sangat bagus menurut saya. Jaket tersebut hasil dari pulang kemarin yang sebenarnya milik adik bungsu saya. Syukurlah diperbolehkan dibawa. Saya benar-benar menyukainya.

Mengalihkan galau sesaat

Dengan kembali bermain futsal, setidaknya dunia kegalauan sedikit teralihkan. Memikirkan dia tidak ada habisnya. Mungkin ini yang dirasakan orang-orang yang  patah hati dan masih sangat menyayangi.

Namun dasarnya pria berzodiak cancer, maaf sebagian maksudnya, pulangnya malah tetap melow. Malam yang dingin dibalut lampu-lampu yang hilir mudik, tidak mampu membendung air mata ketika selesai bermain futsal.

Hanya ada 2 ribu di dompet

Andai teman saya tidak membayarkan iuran, mungkin saya tidak bermain futsal hari ini. Saya bersyukur masih ada orang baik yang bisa diminta tolong.

Saya harap segera mendapatkan pemasukan, bila tidak saya akan malu bila kembali minta bayarin untuk sewa lapangan. Tidak ada makan gratis hari ini. Maka jangan heran banyak orang pergi meninggalkan saya.

Saat mencoba mengecek dompet sebelum pergi malamnya, isinya cuma 2 ribu. Uang digital pun hanya ada 20 ribu. Benar-benar prihatin bahwa Desember harus saya awali dengan kondisi buruk seperti ini.

Kehilangan gairah

Perasaan menggebu-gebu ingin segera bermain ternyata luntur setelah berada di lapangan. Rasa cemas dan khawatir membuat saya tidak fokus.

Sepertinya dampak galau ikut merasuk ke lapangan. Sempat saya alihkan dengan membaca komik, malah bertambah parah perasaannya. Saya kehilangan gairah bermain.

Benar-benar buruk menyelesaikan 2 pertandingan dengan tidak fokus saat bermain. Dan pulang dengan wajah bertopeng. Satu sisi tersenyum saat berpamitan, satu sisi saya sedih dan letih.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Crowned Clown, Drama Korea Kerajaan yang Bercerita Raja yang Bertukar Karena Wajah Kembar

Halo, Mei 2024