Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Begini Rasanya Diposisi Mantan

[Artikel 61#, kategori Pria Seksi] Hari ini moodnya tidak baik. Sudah 3 hari diabaikan. Padahal sebelumnya baik-baik saja. Saya atau para pria lainnya mungkin tahu, ketika wanita sedang mood-nya buruk, sebaiknya membiarkannya sendiri. Saya sudah merasakannya, dan bahkan berkali-kali diputus adalah salah satu sebabnya.

Saya mendadak ingat hubungan kami saat masih jarak jauh, antara dua negara. Indonesia dan Malaysia. Jika ada pilihan untuk mengembalikan hubungan ini, saya milih LDR lagi saja. Karena satu kota saja, saya seperti tidak punya kekuatan dan malah lebih lemah. 

Bicarakan LDR beberapa bulan lalu, saya sering diberitahu tentang mantannya yang sering menghubungi. Ia tak ragu mengirimkan screenshoot tentang mantannya yang menghubungi. Karena beberapa kali saat kami berkomunikasi, ada telpon masuk. Dan itu mantannya ternyata. Dia, mau tidak mau merasa harus memberitahu karena hubungan kami saat itu masih bagus-bagusnya.

Di tempat yang sama

Sekarang setelah menjadi mantan, saya merasa di tempat yang sama dengan mantannya yang sering menghubungi. Antara ini lucu atau semacam karma, saya melakukan hal yang sama. Menghubunginya meski sudah jadi mantan.

Ini benar-benar dilema. Rasa khawatir sebagai pria yang begitu mencintai wanitanya menjadi lebih besar dari sekedar pacaran dahulu. Maklum saja, ia memiliki kehidupan yang terbalik dengan saya. Maksudnya ia sudah bekerja dan tempatnya banyak berkegiatan malam hingga dini hari saat saya bangun.

Bukan tempat dugem seperti yang dibayangkan. Bukan-bukan, hanya tempat nongkrong yang disukai anak muda. Itu adalah waktu saya produktif dan saya sebenarnya berharap ia adalah wanita yang duduk manis di tempat wifi sambil nongkrong dengan teman kampus mengerjakan tugas. 

Tapi kenyataannya, ia lebih ingin bekerja keras di usia muda. Uang memang bukan segalanya tentunya, tapi dengan uang setidaknya dapat bertahan hidup. Mungkin itu yang dipikirkannya.

Kembali soal mantan, saya tidak mengira sekarang benar-benar menjadi seseorang yang ia tolak saat dihubungi. Saya jadi merasakan bagaimana posisi mantan yang begitu sayang terus terabaikan. Benar-benar tidak menyangka saya di sana sekarang (posisinya sama).

Namun meski saya sudah diposisi mantan tersebut, saya berharap wanita saya juga tidak mengambil sikap yang sama atau keadaan yang sama. Jangan-jangan saya terabaikan karena ia sudah punya seseorang juga. Sama seperti saya saat jadi kekasih. Karena rasa hormatnya pada prianya, ia mengabaikan saya. 

Bila itu benar, saya benar-benar sedih. Hukum sebab akibat mungkin saya rasakan sekarang. Tapi semoga Tuhan tidak memberikan kepadanya juga. Bila ia lepas, semoga tidak ke lingkarannya atau masa depannya. Kasian dia, sudah bekerja keras hari ini harus merasakan sebab akibat juga.

...

Mari meninggalkan tulisan ini dulu. Saya mau salat. Mungkin saya akan terabaikan lebih lama dari biasanya jika moodnya tidak kembali. 

Rasa khawatir yang saya berikan, sepertinya sia-sia. Saya berharap dia juga khawatir dengan saya. Setidaknya mengabari keadaannya. Saya bisa menjemputnya atau menemaninya sarapan pagi yang sangat ia sukai, soto ayam.

Lupakan cerita tentang kisah si mantan. Karena semua orang juga akan merasakan hal yang sama setelah mereka putus. Semoga tidak jadi mantan suami atau mantan istri.

Semoga lekas kembali moodmu, sayang.
Aku di sini menunggumu.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh