Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Futsal Terakhir Tahun 2020

[Artikel 62#, kategori futsal] Saya menyambutnya dengan sangat suka cita ketika teman main futsal awal-awal mengajak saya main di tempatnya. Saya pikir tim lama yang sudah setahun lebih saya ikuti, ternyata tim lain dan juga lapangan yang berbeda. Penghujung tahun, saya punya cerita bangga akan mereka. Karena hobi dapat tersalurkan meski di tengah pandemi.

Hampir 2 bulan saya bergabung dengan mereka dan termasuk anak bawang mungkin saja. Perasaan gugup masih saja menemani yang berimbas kemampuan di atas lapangan juga terbatas. Meski akhir-akhir ini mulai percaya diri, tetap saja rasa hormat untuk mereka yang lebih lama tetap dijaga.

Foto bersama

Futsal terakhir di bulan Desember tidak berjalan mulus meski cuaca terang benderang. Kedatangan keluarga nyatanya juga berpengaruh. Saya telat 1 jam dari jadwal biasanya bermain. Gara-gara nemenin keluarga wisata belanja, hasrat futsal yang menggebu-gebu harus tertahan.

Tapi untunglah, waktu masih menunggu saya malam ini (29/12). Karena beberapa hari lagi merayakan pergantian tahun, futsal yang biasanya dimainkan Kamis Malam, diganti jadi Selasa malam.

Kali ini saya tidak datang dengan bersepeda, namun dengan motor pinjaman orang rumah. Selain menghemat waktu, saya rasa tubuh ini juga sudah lelah. Apalagi akan bermain, setidaknya tenaga dan waktu yang sudah terbuang jadi lebih berarti dengan berkendara roda dua.

Syukurlah, ada penambahan setengah jam ketika suara penjaga lapangan mengumumkan waktu kami telah habis. Koordinator futsal kami sangat baik. Ia berhasil melobi penjaga lapangan dan akhirnya saya dapat bermain lebih lama meski telat.

Sebagai anak bawang, saya mendapatkan harta yang tak terhingga kali ini dipenghujung akhir tahun. Sebuah pertemanan baru yang diabadikan lewat foto bersama. Berkompetisi di atas lapangan, dan bersilaturahmi dalam setiap kenangan.

Terima kasih untuk kesempatannya kembali merumput di atas lapangan. Khususnya teman futsal saya yang membawa kembali hasrat tersebut. Dan membuat saya terus berusaha bersepeda pagi-pagi agar tetap menjaga kondisi.

Sangat terbukti tentunya. Setiap pagi berolahraga, tubuh saya masih kuat berlari meski berkapala tiga.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh