Catatan

Pria (Tidak) Percaya Diri

Gambar
Sesulit itukah menjadi pria yang memasuki kepala 40 yang sebentar lagi? Meski masih ada beberapa tahun tersisa, bukankah masih ada harapan? Ayolah, bisa bisa. Yuk, mari mulai kisah baru lagi. Apa kabarmu hari ini? Semoga baik-baik saja. Terkadang ingin mengatakannya seperti itu karena fisik memang baik-baik saja. Namun, sisi mental ternyata tidak baik-baik saja. Banyak persoalan yang dulunya dianggap sepele, sekarang terasa berat jika dipikirkan. Tidak percaya diri Tak banyak hal yang bisa saya ceritakan di-usia 36 tahun . Apakah tidak mengasyikkan atau hanya kedatangan penyakit malas untuk menulis? Rasa percaya diri saya seperti menghilang. Terutama soal hubungan dan pertemanan. Ketika orang terdekat saja bisa menyakiti, bagaimana dengan dua hal tersebut (hubungan dan pertemanan). Di usia 36 tahun, saya tertampar oleh kenyataan yang saya pikir sudah berjalan semestinya. Benteng terakhir saya, keluarga , sangat tidak masuk akal. Jika mereka saja bisa berbuat begitu, lantas apa yang mau

Futsal Terakhir Tahun 2020

[Artikel 62#, kategori futsal] Saya menyambutnya dengan sangat suka cita ketika teman main futsal awal-awal mengajak saya main di tempatnya. Saya pikir tim lama yang sudah setahun lebih saya ikuti, ternyata tim lain dan juga lapangan yang berbeda. Penghujung tahun, saya punya cerita bangga akan mereka. Karena hobi dapat tersalurkan meski di tengah pandemi.

Hampir 2 bulan saya bergabung dengan mereka dan termasuk anak bawang mungkin saja. Perasaan gugup masih saja menemani yang berimbas kemampuan di atas lapangan juga terbatas. Meski akhir-akhir ini mulai percaya diri, tetap saja rasa hormat untuk mereka yang lebih lama tetap dijaga.

Foto bersama

Futsal terakhir di bulan Desember tidak berjalan mulus meski cuaca terang benderang. Kedatangan keluarga nyatanya juga berpengaruh. Saya telat 1 jam dari jadwal biasanya bermain. Gara-gara nemenin keluarga wisata belanja, hasrat futsal yang menggebu-gebu harus tertahan.

Tapi untunglah, waktu masih menunggu saya malam ini (29/12). Karena beberapa hari lagi merayakan pergantian tahun, futsal yang biasanya dimainkan Kamis Malam, diganti jadi Selasa malam.

Kali ini saya tidak datang dengan bersepeda, namun dengan motor pinjaman orang rumah. Selain menghemat waktu, saya rasa tubuh ini juga sudah lelah. Apalagi akan bermain, setidaknya tenaga dan waktu yang sudah terbuang jadi lebih berarti dengan berkendara roda dua.

Syukurlah, ada penambahan setengah jam ketika suara penjaga lapangan mengumumkan waktu kami telah habis. Koordinator futsal kami sangat baik. Ia berhasil melobi penjaga lapangan dan akhirnya saya dapat bermain lebih lama meski telat.

Sebagai anak bawang, saya mendapatkan harta yang tak terhingga kali ini dipenghujung akhir tahun. Sebuah pertemanan baru yang diabadikan lewat foto bersama. Berkompetisi di atas lapangan, dan bersilaturahmi dalam setiap kenangan.

Terima kasih untuk kesempatannya kembali merumput di atas lapangan. Khususnya teman futsal saya yang membawa kembali hasrat tersebut. Dan membuat saya terus berusaha bersepeda pagi-pagi agar tetap menjaga kondisi.

Sangat terbukti tentunya. Setiap pagi berolahraga, tubuh saya masih kuat berlari meski berkapala tiga.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Crowned Clown, Drama Korea Kerajaan yang Bercerita Raja yang Bertukar Karena Wajah Kembar

Halo, Mei 2024