Catatan

Pria (Tidak) Percaya Diri

Gambar
Sesulit itukah menjadi pria yang memasuki kepala 40 yang sebentar lagi? Meski masih ada beberapa tahun tersisa, bukankah masih ada harapan? Ayolah, bisa bisa. Yuk, mari mulai kisah baru lagi. Apa kabarmu hari ini? Semoga baik-baik saja. Terkadang ingin mengatakannya seperti itu karena fisik memang baik-baik saja. Namun, sisi mental ternyata tidak baik-baik saja. Banyak persoalan yang dulunya dianggap sepele, sekarang terasa berat jika dipikirkan. Tidak percaya diri Tak banyak hal yang bisa saya ceritakan di-usia 36 tahun . Apakah tidak mengasyikkan atau hanya kedatangan penyakit malas untuk menulis? Rasa percaya diri saya seperti menghilang. Terutama soal hubungan dan pertemanan. Ketika orang terdekat saja bisa menyakiti, bagaimana dengan dua hal tersebut (hubungan dan pertemanan). Di usia 36 tahun, saya tertampar oleh kenyataan yang saya pikir sudah berjalan semestinya. Benteng terakhir saya, keluarga , sangat tidak masuk akal. Jika mereka saja bisa berbuat begitu, lantas apa yang mau

Susahnya Konsisten Di Hari Senin

[Artikel 20#, kategori rumah] Ada saja halangan yang datang di hari Senin. Entah karena dari diri sendiri atau hal-hal lain, seperti kemarin karena ada kegiatan. Kata hati kecil, sudah besok bisa dilakukan. Dan akhirnya keterusan sifat menunda. Konsisten itu sulit, bos!

Setiap hari Senin, saya selalu memikirkan sore hari terkait aktivitas membersihkan rumah. Ya, menyapu dan mengepel. Ini adalah tugas yang saya atur buat diri sendiri di rumah yang saya tinggali, meski hanya menumpang.

Saya adalah orang yang konsisten, tapi entah kenapa selalu aja gagal menghadapi kenyataan. Semua kekuatan pikiran sudah dikumpulkan, nyatanya saya tetap meninggalkan.

Bila tidak dikerjakan hari Senin, saya terpaksa memaksa diri menyelesaikan di hari Selasa. Paling buruk dari gagalnya konsisten yang pernah saya lakukan adalah tidak melakukan apa-apa.

Dan hari Jumat tiba. Hari kedua dalam seminggu melakukan pekerjaan rumah. Hari Jumat maupun Senin yang seharusnya tinggal lakuin saja karena sudah terbiasa, juga tetap gagal konsisten.

Saya jadi bertanya-tanya pada diri sendiri, mengapa saya gagal konsisten. Padahal saya mengagung-agungkan sifat konsisten dalam mengarungi kehidupan.

Manusiawi memang, tapi ini bukan alasan. Semua kembali pada tekad dan motivasi. Terkadang konsisten gagal karena hal remeh temeh. Semoga kamu tidak mengalaminya. Karena yang konsisten saja masih kesulitan, apalagi kamu yang tidak konsisten.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Crowned Clown, Drama Korea Kerajaan yang Bercerita Raja yang Bertukar Karena Wajah Kembar

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

Halo, Mei 2024