Catatan

Pria (Tidak) Percaya Diri

Gambar
Sesulit itukah menjadi pria yang memasuki kepala 40 yang sebentar lagi? Meski masih ada beberapa tahun tersisa, bukankah masih ada harapan? Ayolah, bisa bisa. Yuk, mari mulai kisah baru lagi. Apa kabarmu hari ini? Semoga baik-baik saja. Terkadang ingin mengatakannya seperti itu karena fisik memang baik-baik saja. Namun, sisi mental ternyata tidak baik-baik saja. Banyak persoalan yang dulunya dianggap sepele, sekarang terasa berat jika dipikirkan. Tidak percaya diri Tak banyak hal yang bisa saya ceritakan di-usia 36 tahun . Apakah tidak mengasyikkan atau hanya kedatangan penyakit malas untuk menulis? Rasa percaya diri saya seperti menghilang. Terutama soal hubungan dan pertemanan. Ketika orang terdekat saja bisa menyakiti, bagaimana dengan dua hal tersebut (hubungan dan pertemanan). Di usia 36 tahun, saya tertampar oleh kenyataan yang saya pikir sudah berjalan semestinya. Benteng terakhir saya, keluarga , sangat tidak masuk akal. Jika mereka saja bisa berbuat begitu, lantas apa yang mau

Kedatangan

[Artikel 22#, kategori rumah] Sama seperti tahun lalu, akhir tahun selalu ramai di rumah. Pandemi yang menghantui, tak lagi menyeramkan. Mereka akhirnya datang hari ini, Kamis siang (24/12), setelah hampir satu tahun tak menengok rumah yang mereka miliki. Kesepian yang paling indah selama hidup, terpaksa kembali terusik. Selamat datang, pemilik rumah.

Bila tahun lalu membawa banyak orang, kali ini hanya sedikit. Tapi kedatangan kali ini membawa hal baru dan yang pertama kalinya. Tiba juga saatnya saya bisa bertemu pertama kali dengan menantu mereka. Anak paling tua yang pernikahannya beberapa bulan kemarin, sudah diperkenalkan sekarang.

Menerima saja

Kedatangan seperti ini tentu hal biasa dan tak perlu dibicarakan lagi. Yang pasti, kemewahan (baca kesepian) yang selama ini begitu menyenangkan akibat pandemi, harus berakhir. Mau tidak mau, saya harus menerima saja. Toh, saya hanya menumpang dan menjaganya saja.

Menerima membuat saya sadar siapa saya dan posisi sebagai apa di sini. Menerima membuat saya rendah hati dan terlihat sederhana. Saya adalah pria biasa yang selalu percaya bahwa konsisten akan terbayar kemudian hari.

Selamat datang para penghuni.

Saya harap rumah yang dijaga ini tidak terlihat kotor dan kumuh. Saya setiap hari membersihkannya. Bila masih kurang, mungkin itu wajar. Pria sekeras apapun berusaha, tetap kalah saat wanita yang mengurus rumah.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Crowned Clown, Drama Korea Kerajaan yang Bercerita Raja yang Bertukar Karena Wajah Kembar

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

Halo, Mei 2024