Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Kedatangan

[Artikel 22#, kategori rumah] Sama seperti tahun lalu, akhir tahun selalu ramai di rumah. Pandemi yang menghantui, tak lagi menyeramkan. Mereka akhirnya datang hari ini, Kamis siang (24/12), setelah hampir satu tahun tak menengok rumah yang mereka miliki. Kesepian yang paling indah selama hidup, terpaksa kembali terusik. Selamat datang, pemilik rumah.

Bila tahun lalu membawa banyak orang, kali ini hanya sedikit. Tapi kedatangan kali ini membawa hal baru dan yang pertama kalinya. Tiba juga saatnya saya bisa bertemu pertama kali dengan menantu mereka. Anak paling tua yang pernikahannya beberapa bulan kemarin, sudah diperkenalkan sekarang.

Menerima saja

Kedatangan seperti ini tentu hal biasa dan tak perlu dibicarakan lagi. Yang pasti, kemewahan (baca kesepian) yang selama ini begitu menyenangkan akibat pandemi, harus berakhir. Mau tidak mau, saya harus menerima saja. Toh, saya hanya menumpang dan menjaganya saja.

Menerima membuat saya sadar siapa saya dan posisi sebagai apa di sini. Menerima membuat saya rendah hati dan terlihat sederhana. Saya adalah pria biasa yang selalu percaya bahwa konsisten akan terbayar kemudian hari.

Selamat datang para penghuni.

Saya harap rumah yang dijaga ini tidak terlihat kotor dan kumuh. Saya setiap hari membersihkannya. Bila masih kurang, mungkin itu wajar. Pria sekeras apapun berusaha, tetap kalah saat wanita yang mengurus rumah.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh