Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Ada Alasan Tidak Bersepeda Hari Ini; PilWalKot

[Artikel 22#, kategori sepeda] Ada fenomena menarik hari ini. Cuaca yang selama 3 hari ini memberi suasana dingin, hujan dan angin, mendadak cerah. Benar-benar terang benderang pagi hari. Padahal sebelumnya, langit selalu gelap yang disertai gerimis dan gerumuh angin.

Bila itu keadaannya, saya masih bisa bersepeda 2 hari sebelumnya. Kecuali hujan yang memang sulit ditolerin, maka saya tidak akan bersepeda.

Pemilihan Kepala Daerah

Hari ini, 9 Desember, jatuh pada hari Rabu. Ada agenda nasional yang sedang mengadakan pemilihan Kepala Daerah. Di Semarang, pemilihan Wali Kota dipastikan melawan kotak kosong. Saya yang bukan asli Semarang tentu hanya bisa melihat saja.

Antara fenomena dan Pilwalkot ini seolah ada hubungan. Bagaimana bisa curah hujan dan angin yang sering membuat kaca jendela berbunyi mendadak kalem. Mungkin direstui acara hari ini.

Tidak bersepeda

Tenda terpasang di jalan yang berada di tikungan, dekat rumah. Sepertinya lokasi simpangan di sini paling favorit digunakan untuk setiap acara. Entahlah, saya harap ada orang yang mengetuk pintu memberitahu atau sekedar bilang bahwa di depan rumah ada kegiatan.

Ketika tenda sudah ada, dan acara untuk hari ini akan dimulai pukul 7 pagi, saya terus diberi kebimbangan. Apakah tetap bersepeda seperti biasa atau libur hari ini? Karena dipastikan perasaan tidak enak bakal jadi perhatian, ada banyak orang di sana (tenda) yang melihat. 

Pada akhirnya saya memilih hanya di rumah saja. Tidak apa-apa hari ini tidak bersepeda. Toh, hanya sehari saja. Besok sudah bisa lagi, kata dalam hati.

...

Saya menulis cerita ini siang hari ketika pikiran sudah menuntut untuk dikeluarkan. Tanpa terasa, angin yang sudah tenang sejak pagi, sudah kembali membuat jendela-jendela rumah berdetak dan berbunyi. Angin benar-benar kencang seperti kemarin.

Hati-hati buatmu yang bepergian siang hari.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh