Catatan
Halo Desember 2020
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
[Artikel 84#, kategori catatan] Pekerjaan berat menunggu saya setelah rumah saya tinggal semingguan. Mulai dari kucing, lantai yang tidak dibersihkan dan itu double. Meski ada yang menempati, saya tidak berharap bahwa ia akan mengurus rumah. Hidupnya benar-benar tanpa beban.
Akhirnya meninggalkan November yang penuh kegalauan. Berjuang saja tidak cukup demi seseorang, karena titik tertinggi mencintai adalah mengikhlaskan.
Andai kami tidak berbeda keyakinan, mungkin ia masih bisa mempertimbangkan. Masalahnya, yang satu keyakinan saja belum berjuang sudah ditinggal. Ini langsung Tuhan beri yang berbeda, ya sudah meski hati ini mencintai, tetap saja ditinggali juga.
Nasib masih sama
Saya membuka cerita tentang saya bulan yang sama tapi tahun lalu, Desember 2019. Ternyata nasib saya masih sama soal cinta dan profesi saya sebagai bloger.
Tahun 2019, saya merasakan indahnya kembali jatuh cinta tapi berakhir tidak bahagia. Dan sekarang, kurang lebih sama. Praktis saya mengakhiri akhir tahun dengan kesendirian.
Tentang blog, saya masih juga berjuang seorang diri. Andai ngeblog saya lebih baik, mungkin rasa percaya diri melamar wanita lebih besar.
Rindu dibalik duka
Belum usai galau menghilang, kabar duka datang menghampiri. Pria yang dipanggil Paman berpulang. Seolah sudah jatuh ketimpa tangga. Saya langsung tidak berpikir lagi untuk memutuskan pulang ketika dua adik saya mengabari berita tersebut.
Meski kabar duka dan galau menyatu padu dalam sukma, kepulangan saya sedikit banyak menjadi berkah untuk keluarga saya yang jarang saya temui. Terutama, Mamah yang begitu merindukan anaknya yang paling tua.
Datang menangis dan melepas pulang pun masih menangis, anak seperti apa saya yang tidak berguna ini. Satu sisi ingin percaya diri melepaskan rindu bersama mereka, namun sisi lain menderita dibalut luka.
Apa yang bisa dibanggain ketika pulang kala tak ada yang dihasilkan? Bahkan membawa oleh-oleh saja tak mampu. Termasuk pulang dengan tiket yang dibayarin.
Dibalik duka, ternyata ada rindu yang disuka. Ajakan keluarga untuk menginap saya tolak karena ingin memaksimalkan waktu bersama Mamah.
Saya berharap ketidakmampuan saya bisa dibagi dengan dia. Tapi apalah daya, sikap keras kepalanya hanya akan membuatnya terus pergi.
Masih berjuang
Tubuh saya sangat lelah menyambut hari pertama bulan Desember. Tidak melakukan apa-apa meski ada dia yang menemani. Saya bersyukur, masih terus diberi kesempatan. Meski itu sangat sedikit.
Desember, saya datang. Setelah kekasih saya pergi, sekarang bersiap melepas laptop yang mungkin akan diikhlaskan tahun depan (2021). Saya tidak tahu apa yang terjadi setelah itu.
Saya senang tahun 2020 ini, dipinjami laptop oleh ASUS. Bila membaca catatan saya bulan Desember tahun lalu, saya sangat berharap memiliki laptop baru. Dan tanpa sadar, harapan itu terwujud tahun ini.
Mari berjuang lagi, dan lebih tangguh lagi.
Semoga Desember banyak mendatangkan kebaikan dan rejeki kepada saya.
Dan, dia masih peduli dengan saya.
Artikel terkait :
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar